Di pelet bertubi tubi

Di pelet bertubi tubi


 

Perkenalkan namaku Bu Susi, Aku adalah warga baru di Desa ini, sebuah Desa yang bisa dikatakan lumayan jauh dari pusat kota ataupun dari tempat tinggal asalku.


Karena tuntutan pekerjaan, aku terkadang harus  berpindah pindah rumah tergantung penempatan dan lokasi yang membutuhkan tenaga suamiku.

Hal itu tentu saja tidak menjadi masalah bagiku asalkan rejeki yang dicari itu halal dan bisa menghidupi keluargaku.


 Dalam keluarga, Aku dikaruniai 3 orang anak perempuan, mereka adalah Yuni, Nita dan Ayu. Yang mana 2 diantaranya sudah menikah dan sudah hidup dengan keluarganya masing masing. Kini aku hanya tinggal dengan Ayu, anakku yang terakhir. Dia masih menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di kota ini.

 

 Karena memiliki seorang anak gadis, aku sempat beberapa kali menerima tamu secara tiba tiba, mereka datang dengan maksud ingin melamar anakku. Hal itu tentu saja kutolak dengan halus karena anakku masih belum lulus kuliah. Aku pribadi ingin anakku menyelesaikan sekolahnya dahulu sebelum menjalin rumah tangga agar hidupnya lebih baik dan lebih bijaksana, fikirku.


Hingga akhirnya,

 cerita itu dimulai beberapa bulan setelah kepindahanku ke desa ini.

Saat itu, Ayu sedang menjalani libur panjang dan membuatnya harus meninggalkan tempat Kostnya. 

Tentu saja hal itu membuat aku sangat bahagia, sebab aku akan ditemani anakku ketika aku berada di rumah,

 Karena sebagai warga yang baru, aku juga belum terlalu kenal dengan warga dilingkungan sekitar, ditambah aku juga sering merasa kesepian ketika aku di tinggal kerja oleh suamiku, oleh karena itu, setiap kepulangan Ayu selalu menjadi kebahagian tersendiri bagiku.


Pagi itu, sesaat setelah ayah Ayu berangkat bekerja, tiba tiba aku di hampiri oleh warga sekitar yang kuketahui dia adalah ketua RT lingkungan sini.


" Bu Susi, ini ada undangan buat anak ibu " ucap pak RT,


" Undangan apa ya pak " jawabku heran,


" Undangan dari karang taruna desa bu, kami di desa ini kekurangan anak muda yang berpendidikan. Setelah saya tau anak ibu itu kuliah, jadi saya putuskan untuk mengundang dia, siapa tau anak ibu bisa memberi andil dalam desa ini " ucap pak RT.


Mendengar hal itu, aku sebagai orang tua tentu saja bangga dan berharap dia bisa lebih bersosialisasi dengan warga disini, aku kan warga baru, jadi gak enak kalau menolak, semoga Ayu dapat teman dan bisa betah tinggal disini, fikirku.


Ayu pun saat itu menyanggupi dan bersedia menghadiri undangan tersebut.


 Setelah hari itu,

 Ayu sering sekali keluar rumah untuk melakukan kegiatan sosial, dia mulai dikenal warga sekitar dan juga memiliki beberapa teman.

 Bahkan Setelah itu, rumahku jadi sering di lewati anak anak muda yang ingin sekedar melihat Ayu bahkan tidak segan menggodanya ketika Ayu berada di depan rumah.


Karena menurutku, Ayu ini bisa dikatakan  wanita paling cantik di desa ini. Itu terlihat dari setiap ada kegiatan desa yang menggunakan poster sebagai ajang promosi kegiatan, Ayu selalu dijadikan sebagai modelnya, Jadi tidak jarang juga aku kerap melihat  poster ayu di pinggir pinggir jalan di desa ini.


" Wah sekarang jadi terkenal ya, seperti calon DPR saja, banyak posternya " godaku,"


" Iya tu ma,  setiap ada kegiatan karang taruna, Posyandu hingga kebersihan lingkungan, selalu dibikinkan poster, agar warga mengetahui jadwal dan tempatnya, eh Photoku yang di pasang " ucap Ayu.


Akupun bahagia,

 karena Ayu sudah mulai betah tinggal disini, bahkan dia berencana tidak akan memperpanjang kostnya agar bisa bolak balik ke desa ini,


Hingga akhirnya,

 beberapa minggu setelah hari itu, semuanya berubah drastis ketika tiba tiba Ayu Mendadak sakit parah yang menurut warga sekitar Ayu terkena Guna Guna dari laki laki yang menyukai Ayu.


Pagi itu seperti biasanya,

setelah ayah Ayu berangkat kerja, aku memulai aktifitas dengan membersihkan sekitar rumahku dengan menggunakan sapu lidi, tiba tiba secara tidak sengaja aku menemukan sebuah bungkusan kecil di balut kain putih.

Karena penasaran,

 akhirnya kubuka bungkusan tersebut, dan betapa terkejutnya aku, setelah aku melihat isinya.


Kain tersebut berisi photo ayu yang dilipat kecil disertai sepotong bunga melati dan beberapa jarum dan benang, serta ditambah beberapa potongan kertas dengan gambar aneh. Semua di bungkus rapi dengan kertas putih ditambah bau minyak wangi yang sangat menyengat.


Tentu saja benda tersebut langsung kubuang seketika, dan aku langsung masuk ke dalam rumah dan hendak memberitau Ayu tentang apa yang kutemukan.


Sesampainya di depan kamar Ayu, aku kembali terkejut ketika aku tiba tiba melihat kondisi Ayu yang terbaring kaku dengan tatapan kosong dengan suhu tubuh yang sangat panas.


Sontak aku kaget dan langsung menghubungi suamiku.


Karena suamiku saat itu belum bisa kembali pulang, akupun menuju rumah pak RT dengan maksud meminta bantuan agar Ayu dibawa ke puskesmas. Dan pk Rt pun saat itu siap dan lngsung mengantar aku dan Ayu ke puskesmas terdekat agar Ayu segera mendapat pertolongan yang tepat.


Sesampainya di puskesmas,

 kata dokter, Ayu hanya kelelahan dan Demam biasa. Karena dokter saat itu tidak menemukan gejala penyakit lain, akhirnya Ayu hanya di beri obat penenang dan vitamin.


Mendengar kabar tersebut, aku mulai tenang, karena saat itu kukira Ayu memang kelelahan karena aktifitas dia yang padat dan sering kurang tidur.


" Habis ini istirahat total, gak usah ikut aktifitas di desa dulu, 2 minggu lagi kamu masuk kuliah, mama gak mau kuliahmu terganggu " ucapku.


Ayu saat itu hanya mengangguk sambil memelukku.


Sesampainya dirumah, 

aku kembali menemukan benda yang sama seperti yang kutemukan tadi pagi, yaitu bungkusan photo Ayu yang dibalut kain putih, Kali ini benda tersebut tidak kubuang melainkan tetap kusimpan dan hendak kutunjukan kepada suamiku nanti malam kalau dia sudah pulang kerja.


Setelah Ayu kembali istirahat, akupun melanjutkan aktifitasku yang sempat terhenti karena harus membawa ayu ke puskesmas.


 Saat itu, meskipun aku sedang di luar rumah, Aku bisa tetap melihat posisi ayu yang sedang berbaring di kamarnya, karena kamar ayu ini terletak di bagian depan ruangan rumah. Jadi ketika korden dan jendela nya tidak di tutup, siapapun yang melewati depan rumahku, pasti bisa melihat ke arah dalam kamar Ayu.

 

Ketika aku melanjutkan menyapu di depan rumah, aku sangat terkejut, karena aku tiba tiba melihat seperti ada wanita berbaju putih kusam sedang duduk di kamar Ayu.

 Sontak aku langsung lari kedalam karena aku takut ada seseorang yang ingin menganggu anakku.

 

Dan betapa terkejutnya ketika aku sampai di kamar ayu, Aku tidak menjumpai siapapun,

Bahkan aku sudah pastikan lagi dengan menyisir dalam ruangan rumah, tetapi tetap saja aku tidak menjumpai orang lain selain Ayu.


Hal itupun terjadi berulang ulang hingga 4 kali.

 Puncaknya ketika aku berada di luar rumah,  aku kembali melihat sosok wanita tersebut,

 Kali ini, aku mencoba pelan pelan menuju kamar ayu dan ingin mengintipnya dari jendela sebelum masuk ke kamar ayu.


Dan ketika kuintip lebih dekat, Aku sangat kaget seakan tidak percaya dengan apa yang kulihat.


Ternyata aku melihat 2 sosok perempuan berambut lurus panjang yang duduk di ranjang kamar Ayu, mereka berdua memandangi Ayu yang sedang tertidur pulas.


Akupun saat itu langsung berteriak sekuat tenaga dan berlari masuk ke kamar Ayu.

 Dan sesampainya di kamar ayu, sosok tersebut kembali menghilang, Saat itu ayu langsung kubangunkan dan kubawa pindah ke kamarku,.

   Dengan tubuh yang masih gemetar, saat itu aku langsung menghubungi suamiku agar dia pulang lebih awal.


" Pa pulang sekarang, anakmu sakit, aku takut, aku habis liat ada perempuan menakutkan di rumah " ucapku,


Setelah beberapa saat, akhirnya suamiku pulang dan aku menceritakan semuanya hingga kutunjukan barang yang kutemukan yang menurutku sangat mencurigakan.


Saat itu suamiku menduga Ayu sudah Diguna guna oleh orang yang menyukai Ayu.


" Ini mungkin pelet ma, yang ngirim ini pasti dia menyukai anak kita, besuk pulang kerja, biar aku kerumah abah untuk menanyakan tentang hal ini ya, kamu di rumah aja jagain Ayu ". Ucap suamiku.


Aku hanya mengangguk dan menangis karena aku takut terjadi apa apa pada anakku.


Malam pun tiba,

saat itu karena aku tidur di kamarku dengan Ayu, akhirnya suamiku tidur didepan TV.  


Dan sekitar tengah malam, aku terbangun karena aku mendengar suara orang ngobrol dan mencuci piring dari arah dapur.


Aku pun saat itu curiga, karena tengah malam gini kok ada suara orang ngobrol, masak sih ada tamu, kok suamiku gak bangunin aku ya, fikirku.


Saat itu aku bangun dan coba memastikannya, dan betapa terkejutnya, setelah aku melihat ternyata suamiku sudah tertidur lelap.


Aku pun dengan pelan pelan meneruskan langkahku ke arah dapur.


Sesampainya di dapur aku tidak menemukan siapapun, hanya melihat bekas piring dan gelas yang masih basah seolah memang baru selesai di cuci. Dengan perasaan masih kebingungan, Aku kembali ke kamarku dengan melihat sekitar ruangan rumah.


Dan sesampainya di depan kamarku, aku lagi lagi  terkejut ketika aku kembali melihat ada sesosok perempuan yang memandangi anakku.


  Aku saat itu coba menahan diri agar tidak terkejut dan pelan pelan mencoba mendekatinya untuk memastikan siapa sebenarnya wanita tersebut,  dan betapa terkejutnya aku ketika sosok tersebut tiba tiba menoleh kearahku.


Sosok tersebut berwajah sangat busuk dengan mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap, 


akupun saat itu langsung berteriak kencang hingga suamiku terbangun dari tidurnya.


Ketika suamiku bangun akupun langsung  menceritakan semuanya sambil mengeluarkan air mata.

Suamiku langsung bergegas mencari sosok wanita tersebut hingga menggeledah seluruh isi rumah untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain di rumah ini.


Dan memang setelah lama mencari pun kami tidak menemukan siapa siapa,

Akhirnya aku dan suamiku pun bersama sama tidur di kamar, untuk menjaga Ayu.


Keesokan harinya,

 Ayu bangun dengan keadaan yang berbeda, sekarang dia tidak mau makan dan minum, apalagi mandi.

Dia menjdi sangat aneh, sesekali kulihat dia berbicara sendiri hingga tertawa terbahak bahak tanpa sebab.


Ketika coba kuajak ngobrol, omonganya pun ngelantur tidak jelas, dengan sesekali menyebut beberapa nama laki laki, yang ketika ku tanya siapa dia, Ayu tidak bisa menjawab.


" Teguh itu siapa nak " tanyaku,


" Kata siapa Teguh, Doni maaa,,, tapi sama Teguh,, Candraa ganteng Banget ma.,, Ayu nanti nikah sama Adit ya... " Kata Ayu berulang ulang sambil tertawa dan bertingkah sangat aneh.


Saat itu omongan Ayu semakin tidak jelas dan ngelantur, akhirnya aku mencoba mengundang pk RT untuk menanyakan barangkali ada yang kenal dengan nama nama yang disebutkan oleh Ayu tadi.


Siang itu,

 pk RT pun datang dengan wajah yang gugup, beliau mengaku melihat orang rame sekali di dalam rumah ini, dan ketika beliau masuk ternyata sepi tidak ada siapapun kecuali aku dan suamiku.


" Lo kok sepi, disini apa memang gak ada orang lain selain bapak dan bu Susi ?, Soalnya dari luar tadi saya lihat disini banyak orang, tak kira saudara bapak. Oh iya, tadi didepan rumah, saya juga menemukan ini pak, aku jadi khawatir dengan keadaan anak bapak " ucap pk RT sambil mengeluarkan segenggam benda aneh.


Benda tersebut seperti potongan tali pocong lengkap dengan secarik kertas dan batu kerikil.


Karena sangat terkejut, suamiku langsung menuju rumah orang tuanya untuk menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Ayu.


" Ma aku mau ke rumah Abah, mama gak usah ikut yaa, kan jauh, Ayu juga masih kayak gitu keadaannya, mending mama tunggu dirumah saja, nanti kalau sudah selesai aku langsung pulang " ucap suamiku.


Akupun menyetujuinya,

Akhirnya aku ditinggal dirumah bersama pak RT dan sejumlah warga lain yang datang menjenguk setelah mendengar kabar bahwa Ayu sedang sakit.


Pk RT saat itu menyarankan untuk mengundang salah satu orang pinter yang ada di kampung ini. Dan tanpa fikir panjang akupun menyetujuinya, 

akhirnya,

 setelah paranormal tersebut datang kerumahku dan melihat kondisi Ayu, aku diberi sepaket bunga 7 rupa yang sudah di beri mantra untuk di gunakan memandikan Ayu tepat jam 12 malam.


Karena menurut paranormal tersebut, Ayu terkena guna guna Asmara, bukan hanya Jaran Goyang saja, tetapi banyak sekali aliran ilmu pelet yang menyasar tubuh Ayu. Kalau tidak segera ditolong, dia bisa gila bu, ucap paranormal tersebut.


Malam pun tiba,

Sekitar pukul 8 malam, tamu yang menjenguk Ayupun satu persatu sudah pulang, memang seharian tadi, banyak tamu yang keluar masuk kerumahku. Mulai tetangga hingga perangkat desa, semuanya bergantian berbondong bondong kerumahku untuk menjenguk Ayu.


Aku pun mulai menutup pintu dan menunggu suamiku pulang sambil menunggu jam agar tepat jam 12 malam, 


Ketika aku menunggu suamiku tiba tiba hpku berbunyi.


" Ma, aku pulang besuk pagi ya, ini baru ketemu abah, abah baru pulang dari rumah pakde " ucap suamiku,


" ya sudah, ini tadi sama orang orang di kasi bunga suruh buat mandikan Ayu tengah malam pa gimana " tanyaku


" Yasudah gpp, pakai air hangat aja biar tidak masuk angin " sahut suamiku.


Setelah telfon ku matikan, aku tiba tiba melihat seperti ada sosok genderuwo tepat di pojok ruangan rumahku, sosok tersebut berdiri tegak sambil mengeluarkan suara seperti sedang menggaruk garuk tembok.


Saat itu aku langsung berlari ke arah lampu dan mencoba menyalakan lampu rumah agar aku bisa memastikan sosok tersebut dan betapa terkejutnya setelah aku melihatnya dengan sangat jelas.


Sosok tersebut, lebih besar dari ukuran manusia dengan tubuhnya di penuni bulu, dia melotot ke arahku sambil meneteskan air liur, 

Saat itu aku langsung berteriak dan berlari ke arah kamar untuk menyusul Ayu.


Setelah di dalam kamar, akupun mengunci pintu dari dalam dan memeluk ayu sambil menangis ketakutan.


Tidak beberapa lama kemudian, Ayu tiba tiba berdiri, tenaganya sangat kuat hingga aku tidak mampu menahannya, dia menari nari dengan sangat lihai dengan matanya yang melirik kesana kemari.


Malam itu Ayu menari nari dengan sesekali berhenti lalu tertawa tidak jelas, dia melakukan itu terus menerus secara berulang ulang.


Hingga akhirnya sekitar pukul 11 malam, aku tiba tiba mendengar suara langkah kaki tepat di depan pintu kamar.


Saat itu aku benar benar ketakutan dan mulai menangis tersedu sedu, ditambah aku melihat keadaan anakku yang sangat memprihatinkan membuat aku seolah sudah pasrah dengan semua cobaan ini.


Waktu itu aku sama sekali tidak berani membuka pintu kamar, dan setelah beberapa saat kemudian, aku mencoba menempelkan telingaku di pintu agar aku bisa mendengar lebih jelas apa yang terjadi di dalam rumahku.


Saat itu aku mendengar suara orang berlalu lalang hingga suara tawa yang sesekali terdengar lirih. 


Aku juga sempat mengintip dari lubang kunci untuk memastikan apa yang terjadi di dalam rumahku, dan betapa terkejutnya aku ketika aku tidak melihat apapun, tetapi aku hanya melihat kain putih yang menutupi pandanganku, seolah saat itu ada orang yang berdiri tepat di depan pintu kamar yang dengan setia menunggu kami keluar.


Dan tidak lama kemudian,

Tiba tiba pintu kamarku di gedor gedor sangat keras sekali dengan tidak beraturan,

Aku saat itu kembali menangis sambil berdoa sebisanya.


Hingga akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 12 malam,  saat itu aku harus memandikan Ayu sesuai anjuran paranormal tadi.


Akupun memberanikan diri untuk keluar kamar sambil menggendong Ayu dengan perlahan.


Dan ketika pintu kamar kubuka,

Aku kembali melihat ada sosok genderuwo di pojok ruangan dan beberapa kuntilanak yang sedang duduk di kursi depan sambil menggendong bayi.


Aku mencoba tidak menghiraukannya dan terus berjalan sambil menundukan kepalaku.


Sesampainya di kamar mandi,

 aku mulai mengguyur tubuh anakku sambil meneteskan air mata.

 Malam itu perasaanku sangat terpukul dan sangat merasa bersalah karena sebagai orang tua aku tidak bisa menjaga anakku dengan baik.


  Setelah aku selesai memandikannya,  

  akupun langsung ingin membawanya kembali ke kamar, karena aku khawatir Ayu akan kedinginan.

  

Dan ketika aku masih sampai di ruangan tengah, aku tiba tiba di hadang oleh beberapa sosok kuntilanak dengan wajah penuh amarah.


Akupun langsung berlari kembali ke dalam kamar mandi sambil menggotong Ayu yang saat itu Ayu tiba tiba lemas seperti tidak bisa berjalan lagi.


Ketika di kamar mandi, aku kembali memeluk Ayu sambil menangis tersedu sedu, Disitu ayu kembali demam dan menggigil kedinginan.

Tanpa fikir panjang aku langsung melepas bajuku dan kubalutkan di tubuh Ayu.


Dan di saat itu, aku juga sempat mendengar suara langkah kaki, suara tangisan, hingga suara seseorang menggedor nggedor kamar mandiku,Tetapi semua itu tidak kuhiraukan.


Dan akhirnya aku bertahan di kamar mandi hingga pagi hari


Sekitar pukul 5 pagi, tiba tiba di atap kamar mandiku ada sosok genderuwo yang menempel di tembok tepat diatasku sambil meneteskan air liur. Saat itu aku sontak sangat terkejut ketakutan, akupun berteriak seketika sambil langsung menggendong Ayu dan segera berlari keluar rumah. 


Dan ketika berlari aku sempat sangat kesulitan untuk bisa keluar rumah karena badanku seperti ada yang menarik dari belakang.

Dan dengan sisa sisa tenaga akhirnya aku bisa keluar rumah dengan selamat.


 Karena waktu sudah pagi, akhirnya aku bertahan di teras rumah hingga suamiku pulang, karena saat itu aku sudah tidak berani lagi untuk masuk kedalam rumahku sendiri.


Pagi itu,

karena banyak ibu ibu tetangga yang hendak berbelanja mengetahui keberadaanku di teras, mereka pun berbondong bondong menghampiriku dan menemani ku sampai suamiku pulang.


Dan akhirnya sekitar pukul 10 pagi, suamiku sampai rumah bersama Abah dan beberapa teman Abah.


Mereka langsung menyisir rumahku dan betapa Terkejutnya aku,  setelah aku mengetahui mereka menemukan beberapa benda yang dianggap sebagai bukti gangguan yang memang sengaja dilancarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.


Disitu mereka menemukan beberapa photo Ayu yang dibalut kain 3 buah dan beberapa tali hingga sobekan celana dalam. Ada juga beberapa tulisan jawa kuno yang di pendam di sekitar rumahku, dan memang semua benda itu sengaja ditujukan kepada anakku.


Menurut abah, di desa ini memang banyak yang menyukai Ayu dan untuk mendapatkan cinta Ayu mereka menggunakan hal hal ghaib yang seharusnya tidak boleh dilakukan.


Jika yang mengirim hanya 1 orang, mungkin efeknya tidak sampai kayak gini, ini gak cuma Ajian Jarang Goyang saja, ini banyak sekali aliran aliran ilmu pelet yang di kirim ke Ayu oleh beberapa orang, hal itu membuat fisik ayu tidak akan kuat. 

Benar sekali, jika kita terlambat menyadari ini, efeknya Ayu bisa gila bahkan kita bisa kehilangan dia, tutur Abah.


Akhir cerita, Ayu kubawa ke tempat seorang ulama untuk melakukan Ruqiah. Dan tidak sampai disitu saja, rumahku pun saat itu langsung di bersihkan secara islami, dan di beri pagar ghaib oleh abah dan teman temannya.


Setelah kejadian itu, Ayu kularang untuk mengikuti semua kegiatan di desa ini lagi,

Dan setelah hari itu, dia ikut tinggal di rumah kakaknya di luar kota.

Dan kini, dia sudah menikah dengan salah satu teman kuliahnya, dan hidup bersama keluarga barunya.


Pengalaman itu tentu saja tidak akan pernah kulupakan selama hidupku, Ayupun setiap berkunjung kerumahku, sesekali mengajakku untuk kembali mengingat pengalaman yang saat itu hampir merenggut nyawanya.

Dan semua itu juga sudah kujadikan pengalaman sekaligus pelajaran agar aku bisa lebih berhati hati dalam menjaga keluarga ku.

Roh Gentayangan

Roh Gentayangan

 


Ada Keluarga kecil yang hidup bahagia ditengah kota bertahun². Sepasang suami istri Johan(42) dan Santi(39) memiliki 3 orang anak, yakni Dino(19) dan anak kembarnya Dewa dan Dewi(12). Mereka merupakan sebuah keluarga yang sederhana tapi berpunya. Mereka tinggal di sebuah kampung yang biasa saja. Rumahnya terlihat mewah tapi tidak terlalu besar.

      Johan adalah pria yang tidak terlalu tampan, tapi ia ramah sama siapapun, ia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar.

Santi adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat cantik, seksi, bohay, dan sederhana. Sehari² ia hanya memakai daster untuk kegiatan dirumah. Umurnya sudah hampir kepala 4, tapi dilihat dari fisik ia masih seperti umur 25an. Bahkan saat Santi pergi ke acara arisan/kondangan, ia berhasil membuat segerombol anak muda terpelongo.

Anak pertamanya Dino masih duduk di bangku kelas 3 SMK/STM swasta yang ada dikota ini. Harusnya ia sudah tamat STM, tapi ia pernah 2x tidak naik kelas.

Dewa dan dewi baru saja masuk SMP tahun ini. Mereka lulus SD jalur virus.


      Mengingat Santi yang cantik, seksi, dan bohay, tentu saja banyak laki² dewasa yang ingin jadi suaminya. Tak lain adalah Riko(29) pria tampan, pengangguran, dan tetangga yang rumahnya agak jauh dari Johan. Setiap hari Riko main kerumah Damar (teman riko) yang rumahnya saling berhadapan dengan rumah Santi. Riko adalah bapak anak 1, tapi ia menaruh hati pada Santi yang umurnya 10tahun lebih tua darinya.

       Setiap hari, Johan berangkat kerja jam 8 tapi jam 12 pulang untuk makan siang.


Setelah makan siang, kesempatan riko untuk bertamu ke rumah Santi. Riko masuk ke rumah Santi 5 menit setelah Johan berangkat lagi kekantornya. Riko bertamu ke rumah Santi dengan alibi membeli es jus. *oh iya, selain ibu rumah tangga, ia juga jualan es dirumahnya untuk mengisi waktu luang saat ia dirumah sendiri.*

"beli es mbak" teriak riko dari luar rumah. 

"yaa bentar" sahut Santi sambil mencuci piring.

"yaa" jawab singkat riko sambil masuk dan duduk diruang tamu. 

"Tumben beli es ko? " tanya Santi sambil mengikat rambut yang membuat riko terpesona. 

"iya mba, lagi panas" jawab riko

"iya panas banget hari ini, mbak aja cuma pake daster doang" sambil senyum² kecil Santi membuat es. 

Riko pun terpelongo melihat dada Santi yang terlihat tak memakai bra.

"Ini mau dikasih susu engga?" tanya Santi sambil menuangkan esjus kedalam kap es. 

Riko masih terlamun dengan satu titik. 

"Riko!!" Santi sedikit berteriak yang membuat riko terbangun dari lamunannya . 

"i-iya mbak?" tanya riko gugup.

"mau susu enggaaaa?" tanya Santi lagi. 

"iya mbak dikit aja" jawab riko sambil senyum² dikit. 

"ini esnya, 5000 yaa" kata Santi sambil memberikan es pesanan riko. 

"iya mbak,"riko menerima esnya.

"numpang disini dulu nggapapa kan mbak? dirumah damar panas banget" tanya riko sambil meminum es.

"iya nggapapa," jawab Santi sambil mencuci blander yang baru saja dipake.

Selesai mencuci blander Santi menuju ruang tamu dan menemani riko, dan mereka ngobrol basabasi tidak penting. 

      Kemudian riko memberanikan diri menyatakan apa yang ia rasakan, yaitu suka sama Santi. 

"riko, kamu sama saya umurnya beda jauh lohh, kamu harusnya suka sama yang lebih muda dari kamu" jawab Santi tanpa merasa risih sedikit pun. Aku rasa Santi juga suka sama riko, karna dia jauh lebih tampan dari suaminya.

"bukan masalah umur saja, kamu masih nganggur nanti aku makan apa?" ucap Santi lagi. 

"aku besok udah mulai kerja di pt.***" ucap riko berbohong.


Tiba² Dino pulang lebih awal dan kaget melihat riko ada didalam rumahnya.

"lohh kak riko ada disini?" tanya Dino. 

"iya beli es ini gerah banget" jawab riko yang fifty² boong dan jujur.

"oh, mah minta duit mau futsal" pinta Dino pada Santi.

"iya ini, cepat. Bau kaos kaki kamu" ucap Santi sambil memberikan uang ke Dino. Padahal tidak tercium bau kaos kaki sedikitpun. Mungkin biar anaknya cepat keluar dari rumah. Setelah Dino keluar mereka melanjutkan obrolannya.

"apa yang buat kamu suka sama embak?" tanya Santi berdiri.

"apa gara² mbak seksi gini? Itu cuma nafsu riko" jelas Santi sambil melihatkan bentuk tubuhnya.

Riko pun salah tingkah dan langsung pamit pulang begitu saja, mungkin dia malu. Ternyata riko tidak pulang, ia hanya di rumah damar dan melihat kembali Santi yang sangat cantik dan seksi.

       Di sore lain hari. Johan pulang kerja dan langsung disambut ciuman oleh istrinya. Riko yang ada dirumah damar melihat kejadian itu. Dan riko semakin menjadi² birahinya. Setelah dewa dan dewi pamit bermain dengan Johan, lalu istrinya yang sudah rapih pun pamit pergi arisan mingguan. Johan dirumah sendirian. Pikiran riko pun menjadi semakin bejat. Ia berniat untuk membunuh Johan dan menikahi Santi. Tepat jam 5sore, sekitar rumah Johan terlihat sepi. Damar juga lagi keluar untuk beli cemilan. Riko masuk rumah Johan dan tak ada satu pun yang tau itu. Ia masuk membawa sebilah golok yang tajam,  tapi ia sudah siap membawa sarung tangan agar tidak terdeteksi sidikjarinya. Tiba tiba "jlepppp" ia menusuk Johan ke bagian leher dan perut. Dan tiba-tiba *gubrahhh*

"oh ini hanya mimpi" ucap Johan.

Johan melihat jam dikamarnya menuju jam 7 malam. Kemudian Johan mendengar keramaian di luar kamar. ya benar saja rumahnya sudah dipenuhi tetangga sekitar.


Johan yang bangun tidur kaget melihat istri dan anak²nya menangis. tapi tak hanya itu. Johan juga melihat ada orang yang ditutupi kain putih didepan istri dan anak²nya. Ia sontak kaget dan mengecek satu per satu keluarganya. istrinya ada, dewa-dewi ada, dan Dino yang tidak ada. Ia langsung berfikir bahwa Dino meninggal dunia. Ia langsung mendekat ke jenazah itu, lalu ia bertanya sama istrinya, 

"Dino kenapa mah? Dino kenapa? "

Istrinya hanya diam dan terus menangis. Lalu Johan berteriak sekencang²nya, "aaaaarrrggghhhhh anakku kenapaaaa " tidak ada yang menjawab pertanyaan Johan waktu itu. Tiba tiba, *gubrak* ada yang menabrak meja depan rumah sambil teriak "papaaaaahhh papaaahh" Dino datang berlari dari luar dan menangis sekencang²nya. Johan semakin bingung ketika Dino datang. Dalam pikirnya, "ini siapa yang meninggal". Dino yang baru saja datang langsung membuka kain penutup jenazah itu. Johan pun ikut melihatnya. Johan heran, "itu kok mirip denganku, tapi kenapa lehernya berdarah dan hampir putus?" ia terus bingung. Ia masih belum sadar kalo dia sudah meninggal. Sampai pagi hari ia masih tidak sadar. Bahkan malam harinya pun masih tidur disamping istrinya. Pagi hari nya mayat tersebut akan dimakamkan. Ia bertanya kepada istrinya "itu siapa yang meninggal". Istrinya masih saja tidak menggubrisnya. Dan sekarang Johan mulai emosi. 

"aku yang menghidupimu, memberimu makan, bekerja buat kamu, kenapa kamu sama aku kek gini! Aku salah apa! Aku tanya tak dijawab! Salahku apaaaa!!" Johan berteriak marah² tapi tidak ada yang menggubrisnya lagi. Saat jenazah diangkat ke kuburan pun ia masih ikut. Sampe kuburan ia belum sadar kalo dirinya yang meninggal. Sampai pelayat pulang semua, disitu tinggal Santi, Dino, dewa dan dewi. Johan bertanya lagi sama mereka tapi tidak ada yang menjawab lagi. Mereka pun pulang. Tinggal Johan sendirian. Dia takut berada dikuburan sendirian, akhirnya dia memutuskan pulang kerumahnya. 


Sesampainya dirumah ia masih dianggap tidak ada. Bahkan ia memanggil istrinya pun tidak dijawab oleh istrinya. Memanggil semuanya juga tidak ada yang merespon. Ia mulai berfikir "apa aku yang meninggal? Lalu aku meninggal kenapa?". Merasa tidak dianggap dirumah, ia kembali lagi ke kuburan. Seperti orang linglung ia bolak balik ke kuburan dan kerumah. Setiap siang dia ke kuburan, malamnya pulang kerumah. Begitu dilakukannya sehari². Sampai hari ke 7 Johan meninggal. Ia belom sadar kalo dia yang meninggal, tapi ia juga merasa aneh dengan dirinya sendiri. "kenapa aku berhari² tidak makan dan aku tidak lapar?". 

      Pas malam 7hari itu, rumah mengadakan acara membaca yasin bersama². Tak lupa teman² sekolah Dino pun juga sebagian ikut acara itu. Ada Salah satu teman Dino yang mempunyai kelebihan. Dia anak indigo panggil saja dia Digo. Dia sahabat Dino disekolah. Dino pun sudah tau kalo sahabatnya ini indigo. Sebelum acaranya dimulai, Digo bercerita kepada Dino. Bahwa Digo melihat ayahnya sedang duduk diatas televisi seperti orang bingung. 

"apaa? Papah disini? " Dino berbisik. 

" iyaa, sepertinya ruhnya belom sadar kalo dia sudah meninggal" terang Digo. 

"nanti selesai acara kamu ajak ngobrol dia ya" pinta Dino ke Digo. 

"sip" jawab singkat Digo. 

       Selesai acara, semua jamaah yasin dan teman² Dino pulang, kecuali pak ustad dan Digo. Yang tinggal disitu. Sepertinya pak ustad tau Dino dan Digo merencanakan apa. Kemudian pak ustad menyuruh Dino dan Digo duduk disampingnya. Ruh dari Johan pun ikut duduk melingkar didepan mereka. Santi, dewa dan dewi tidak ingin melihat apa yang mereka lakukan, jadi ia memilih masuk ke kamar. Tinggal mereka bertiga dan ruh Johan yang diruangan itu. "mas coba kamu bertanya dengannya" pak ustad menyuruh Digo bertanya kepada ruh Johan. Digo langsung bertanya sama Johan. 

"om maaf ya om, om kenapa tadi duduk diatas tv?"

"om bingung, kenapa om ngga dianggep dirumah ini, padahal om sudah teriak kencang²"


"maaf ya om, seminggu yang lalu om Johan udah meninggal. Om dibunuh oleh seseorang yang sampai sekarang belum ketemu orang yang bunuh om." jelas Digo.

"Apa? Kamu pasti boong! Lalu kenapa kau bisa berbicara denganku? " tanya Johan.

"tidak semua bisa melihat om, lihatlah, anak om saja tidak bisa melihat om" ucap Digo sambil menunjuk ke arah Dino.

      Yaa sekarang Johan baru percaya kalo dirinya sudah meninggal. Sekarang Johan meminta tolong kepada Digo untuk menemukan siapa pelaku yang membunuh Johan. 

"Apa om ingat dimana om dibunuh?" tanya Digo. 

"seminggu yang lalu, sepulang kerja, om tidur sendiri dirumah. Istri om pergi arisan, dewa dewi izin maen sama temen²nya, Dino belum pulang. Om hanya tidur lalu bermimpi di tusuk beberapa kali lehernya oleh tetangga om, sampai sekarang om lupa apa gatau namanya, yang jelas itu masih tetangga om. Lalu om terbangun dan sudah ada mayat dirumah. Om ajak ngomong semuanya tidak mendengarkan." terang Johan. 

"Apa orang itu tadi ikut acara tahlil?" tanya pak ustad yang semakin kepo.

"tadi saya lihat dia duduk didepan rumah saya. Saya tak tahu nama² tetangga saya, yang saya ingat cuma nama keluarga saya". 

"kenapa dari kemaren tidak berbicara kepada saya?" tanya ustad semakin jeli. 

"yaa mungkin pak ustad tidak pernah ngeuh ada saya, karena 7 hari kemaren saya selalu mumpet² saat bertemu orang. Baru tadi saya duduk didepan umum dan cuma kalian berdua yang tau aku disitu. Kemaren² aku juga belom sadar kalo aku sudah meninggal ". Terang panjang Johan yang menangis.

"Dino apa kamu ingin melihat papahmu sekarang?" tanya ustad menawarkan Dino. Dan Dino menyanggupinya. Akhirnya Dino dibuka mata batinnya oleh ustad dan Dino perlahan² membuka matanya. Ia melihat ayahnya yang pucet banget dan kepalanya yang hampir putus itu. Dino yang tidak kuat langsung menutup matanya lagi. Ustad menutup kembali mata batinnya.

"besok saya akan bantu kalian menemukan pelakunya" ucap pak ustad kepada mereka bertiga. 


Dan pagi harinya, Ruh Johan sudah ada digenteng rumah siDamar. Setaunya, orang yang ada dimimpi itu selalu ke rumah tersebut. Benar saja, tak lama kemudian Riko sang pembunuh itu datang ke rumah damar dan seperti biasanya melihat keseksian dari janda anak 3 itu. Johan yang sadar akan orang yang membunuhnya sesekali memunculkan diri dirumahnya. Saat riko memandang Santi sedang menyapu dirumahnya, ia melihat kepala Johan ikut tersapu bersama debu yang berserakan disapu Santi. Seketika riko kaget dan mengedipkan matanya berulang², lalu kepala Johan menghilang. Ya riko memang bukan pria penakut yang takut hantu, sebab ia belum pernah liat penampakan secara mata telanjang. Dipikiran riko kejadian tadi hanya halusinasi saja.

      Riko kembali bertamu ke rumah Santi. Yaa Santi juga sedikit senang karena wajah riko yang semakin hari semakin tampan. Mereka seperti biasa berawal ngobrol basabasi tidak penting. Setelah beberapa menit riko menahan hawa nafsunya, akhirnya ia memberanikan diri mengajak Santi ke dalam kamar. Santi yang sudah seminggu tak dapat belaian pun langsung mau ketika riko mengajaknya ke kamar. Ruh Johan murka, ketika mereka hendak berhubungan badan Johan mengganggunya dengan cara menjatuhkan barang² yang ada dikamar itu. Antara lain ia menjatuhkan parfum, botol minum, bahkan benda sebesar kursi juga bisa ia gerakan. Tapi sayang mereka tak menggubrisnya. Dan saat riko hampir melakukan hubungan badan itu, dengan ilmu apa tak tahu Johan memberi pelajaran pada riko. Kemaluan riko tak dapat berereksi. Ya lemes begitu saja. Johan yang masih murka juga masih mengganggu mereka. Sesekali ia memperlihatkan wujudnya. Santi yang melihat ruh Johan yang kepalanya hampir putus dipojok kamar sontak kaget dan menjerit "aaaaarrrggghhhhh". Kebetulan pas saat itu juga Dino yang baru saja menjemput Digo tiba dirumah. Mereka kaget melihat Santi menjerit. Ia langsung menuju kamar Santi dan mengetuk kamarnya. 


Santi dan riko bingung harus berbuat apa. Mereka langsung memakai pakaiannya masing². Santi yang masih kebingungan pun menyuruh riko masuk kedalam almarinya. Kemudian Santi membukakan pintu.

"kenapa teriak mah?" tanya Dino panik.

"tadi mamah liat papah yang kepalanya hampir putus" Santi terlihat panik.

"papahku ada disini go?" Dino berbisik ke telinga Digo. 

"itu lagi duduk diatas almari" jawab Digo.

"Mungkin mamah hanya halusinasi saja" ucap Dino menenangkan Santi.

"Dino, papahmu seperti memberi tau sesuatu, ia menunjuk² ke dalam lemari itu" bisik Digo yang membuat Dino penasaran.

Kemudian Dino langsung menuju lemari itu. Santi yang panik mencegah Dino ke lemari itu.

"jangan Dino, lemari mamah berantakan" ucap Santi. 

Dino pun tak menggubrisnya, ia membuka lemarinya. "kryiiieeeeeekkkkk" dan riko yang didalam langsung menunduk diam seribu bahasa. 

"dia yang membunuhku!!" ucap Johan kepada Digo yang mendengarkan.

"Dia yang membunuh papahmu Dino!" Digo berteriak. 

"Apa??!!! " ucap Dino dan Santi yang kaget.

Riko pun langsung lari keluar kamar, dan didepan kamar sudah ada pak ustad yang menghadangnya. Ia kabur menghindari pak ustad dan lari menuju rumah kosong di kampung itu. Tidak ada yang mengetahui dia dimana. Larinya sangat kencang. Pak ustad yang sudah sepuh pun tak bisa menghadangnya tadi. Didalam rumah kosong ia dihantui oleh ruh Johan yang daritadi mengikutinya.

"mengakulah bahwa kau yang membunuhku anak muda" bisikan yang terdengar oleh riko. Riko berlari meninggalkan rumah kosong itu. Tapi Johan masih menghantuinya. Setelah 2hari ia kabur dan dihantui ruh Johan. 2hari itu ia bersembunyi dirumah temannya dikampung sebelah. Tak ada satupun orang yang tau riko ada disitu. Ruh Johan yang terus menerus menampakkan diri kehadapan riko membuat ia menyerahkan diri pada warga kampung. Ia mengaku bahwa ia yang membunuh Johan. Santi mendengar berita itupun tak menyangka dan marah besar sama riko, padahal ia memang suka sama riko sejak dulu.

Misteri sekolah lantai 3

Misteri sekolah lantai 3


                 Misteri sekolah lantai 3


2018, Sekolah yang menurutku sangat populer itu. Aku berfikir bahwa sekolah ini adalah sekolah yang mempunyai fasilitas yang bagus aku beruntung bisa masuk ke sekolahan ini. Nama ku Citra Putri Aleqa. Bisa di panggil Citra, aku baru saja memasuki sekolah ini. Tanpa sadar sekarang aku duduk di bangku kelas 10. Dan aku mempunyai teman sebangku yang baik dia Aulia, selain baik dan pu pintar. Aku yang tidak suka berbaur pun hanya bisa berteman dengan Aulia. Aku terkesan cuek berbeda dengan Aulia yang periang dan banyak di sukai orang. Dan satu lagi dia adalah tukang ngibah. 


"Ra, ra... gua punya cerita yang amat sangat menarik, lo mau tau gak?" Aku pun mengganguk dengan senang hati Aulia mulai bercerita.


"Kata nya, ya, ada rumor kalo lantai 3 itu. Angker banget, gua sih percaya aja. Kalo lo gimana?"


"Emm... Aku gak tau, tapi kita jangan percaya aja. Kita juga belum tau kan kejadian nya, kalo aku bisa liat secara lansung. Baru deh aku percaya."


Aulia mengetuk meja berulang ulang." Lo, mah orang nya, gak percayaan." 


Aku memang tidak percaya akan mistis atau cerita horor lain nya. Bagi ku itu hanyalah bohongan atau rekayasa orang aja. 


"Udah lah, kalo gitu aku pulang dulu ya." Aku melambaikan tangan ke arah Aulia dan di balas pula lambaian tangan ku.


Beluk sempat aku menuju parkiran. Seorang guru memanggil ku, aku pun menghampiri guru yang sudah ber umur 35 tahun itu. 


"Iya, bu. Ada perlu apa?" Tanya ku sopan 


"Tolong bawakan kitab ini ya nak, di kelas 12 IPA 1." Pinta 


Aku menganggukan kepala hal asil aku pun menaiki tangga ke lantai 2, sebenarnya kelas ku berada di lantai 1. Sampai sudah di lantai 2. Kelas tampak ramai dengan sopan aky memanggil kakak kelas dan memberikan setumpuk kitab itu. Setelah nya aku akan ingin turun. Tapi mengapa hati kecil ky ingin pergi ke lantai 3. Yang di bicara kan Aulia. Dirinya tampak sedikit penasaran akan apa yang dikatakan Aulia. Saat akan turun suara mengema cukup besar itu menggagetkan ku. Aku berfikir itu mungkin suara kegaduhan kakak kelas. Ah bodo lah, Entah mengapa justru kaki ku melangkah ke lantai 3.  Aku sedikit bernyanyi.


🎵belum siap kehilangan🎵


Tiba- tiba suara seseorang mengikuti lagu yang aku nyanyikan. Suara perempuan. Tubuh ku merinding seketika. Entah berasal dari mana suara itu. 


Suatu merayap di pundak ku dan perlahan merayap ke wajah ku sehingga menutup mata ku. Aku langsung terkejut. Tangan ku mengusap wajah ku. Apa aku bermimpi dan aku sedang berdiri di depan pintu kelas 12 IPA 1. Bukan nya, aku berada di lantai 3 tadi. Oh, aku segera berlari ,sekolahan sudah sepi. Tinggal diriku saja berarti. Aku menuju gerbang sekolah dan mengendarai motor ku menuju rumah. 


Apa tadi sungguh suatu tangan merayap di pundak ku? Atau aku hanya berhalusinasi? Tentu aku terkejut saat aku berada dilantai tiga. Aku mendengar suara perempuan mengikuti lagu yang aku nyanyikan. Dan setelah nya aku justru berada di lantai 2. Mana mungkin bisa? Apa aku bisa terbang? Tapi aku tidak merasakan apapun.


Keesokan hari nya. Hari jumat adalah hari yang sangat aku tunggu. Pulang cepat adalah tujuan ku. Aku sudah tak memikirkan apa yang terjadi kemarin. Sekarang tujuan ku adalah belajar. Aku memasuki kelas dan melihat para teman ku yang grasak grusuk, entah apa yang mereka lakukan. 


"LO TAU, GAK, TAU GAK CIT!!" Seru Aulia dan aku menggeleng mana aku tau. Dia pun tidak memberi tau ku.


Aulia menghela nafas." ADA ANAK BARU!" Heboh nya dan tersenyum lebar aku mengerutkan kening ku. Memangnya kenapa jika ada murid baru? Murid baru tidak akan membuat nilai fisika ku naik. Aku menganggukan saja agar Aulia senang.


"Terus dia cowok apa cewek?" 


Aulia menunjuk jari telunjuk nya ke udara." Nah itu.... gua pun gak tau." Kepalanya menggeleng 


Aku memutar bola mata malas lalu menaruh tas ku di bangku.


"WOY, WOY! MURID BARU NYA KE KELAS KITA! JANGAN BERISIK WOY, JADI ANAK TELADAN JANGAN JADI ANAK PEREMAN! ITU YG SUKA NGIBAH JANGAN NGIBAH DULU! JANGAN MALUIN GUA!" Teriak ketua kelas yang bernama Beta


"BACOT!" Seru sekelas kecuali Citra tentu nya.


Seorang guru dengan kaca mata bulat ditambah dengan mata setajam silet nya itu membuat kami menelan saliva berulang ulang. Guru kiler yang sangat galak lebih galak dari pada juminten. Bersamaan dengan seorang cowok dia adalah murid baru nya. Pikir ku, wajah nya datar sedatar tripleks, cowok itu menatap ku seperti mengintimidasi.


"Perkenalkan namaku, Arzelo Reyfan. Panggil nama saya Rey." 


Ibu singa itu( ibu Fitri) bahkan nama itu tidak cocok untuk nya. Jadi kami memanggilnya guru singa. 

"Baik Rey, silahkan duduk."


Rey berjalan ke bangku yang berada dibelakang.


"Gila cit. Ganteng banget." Ujar Aulia dan aku menghela nafas lelah. " Tapi sayangnya cuek deh, kaya lo,"


Aku berjalan menuju belakang sekolah untuk memenangkan pikiran. Berbeda pada para siswa lainnya yang pasti sedang berada di kantin. Aku duduk sembari berselonjor dibangku.


"Lo gak ke kantin?" Tanya seseorang menggagetkan ku.

 

Perlahan aku membuka mataku dan melihat ke arah samping ternyata si anak baru Rey. 


"Tidak." Jawabku singkat


Dia duduk di samping bangku yang sedang aku duduki. 

"Sepertinya, lo mengalami hal yang aneh kemaren." 


Aku tergelak." Mana mungkin dia bisa tau?" Batin ku


"Aku tau, sebenarnya aku bisa melihat masa depan dan masa lalu dari mata seseorang. Jika aku melihat mata nya maka aku tau dengan orang itu.


"Aku pikir, kamu orang nya cuek, seperti aku." 


Rey terkekeh." Tentu gak lah."


Aku terbengong melihatnya." Oh ya ampun, dia tampan sekali." Batin ku


"Selain itu, aku juga bisa melihat yang tak kasat mata." Ujar nya


"Hantu," gumam ku tapi masih bisa didengar nya.


"Bukan hantu, tapi jin. Sepertinya bentar lagi bel, yuk masuk." Ajak nya 


Aku mengikuti langkah lebar nya. Langkah ku yang kecil tidak bisa menyamai langkah lebar cowok jangkung itu. 


"Apa di belakang ku ada hantu?" 


"Iya." Balas nya dingin


Aku mematung ditempat dan Rey tertawa keras melihat ku. 

"Oh, tidak, tidak. Aku hanya bercanda." 


"Oh, jangan tertawa aku bisa diabetes, mengapa kamu sangat tampan." Batin aku


Rey mengibas kan tangan nya kearah wajahku." Lo gak papa kan? Gua bercanda tadi." 


"Eh, iya, yuk kekelas." Ucap ku gugup. Aku berjalan duluan dan meninggalkan Rey yang tersenyum tipis.


Matematika adalah pelajaran terakhir dan pelajaran yang merumitkan otak. Soal hanya sedikit tapi jawaban bertingkat tingkat. Rasa nya aku bisa botak jika begini. 

"Cit, gimna nih gua gak tau nomor 1?" 


Aku menggeleng." Aku pun gak tau."


"Cepat waktu nya 5 menit lagi!!" Teriak bu fitri ( atau guru singa)


Kami para murid terkejut. Waw 5 menit lagi bahkan 1 jawaban pun belum terisi. Awto ini mah disuruh beresin kamar mandi


_________


Aku berjalan ke lantai 3 sendirian untuk memastikan bahwa kemarin hanya halusinasi ku saja. Tanpa rasa takut aku terus berjalan. Seorang memanggil ku ternyata kakak kelas. 

"Kamu mau kemana? Dek," tanya kakak perempuan itu dan aku diam lalu menjawab." Mau kelantai 3 kak."


"Ngapain kelantai 3? mending sekarang kamu ke kelas aja." Ucap nya gugup


"Ada urusan sebentar kak, kalo gitu saya duluan." Pamit ku meninggalkan kakak kelas itu.


Sampai aku di lantai 3. Aku mendengar.... 


Suara perempuan begitu merdu memasuki gendang telinga ku. Aku perlahan masuk ke sebuah ruangan gelap dipenuhi bangku bangku tua yg amat rapuh. Sarang sarang laba laba begitu banyak. Mata ku memincing ke arah sebuah jendela kaca yang terbuka menampilkan perempuan dengan baju sekolah. Dan baju itu sangat mirip dengan seragam sekolah ku. Aku perlahan berjalan mencoba menggapai orang itu. Ku fikir dia sudah tak mau hidup lagi. Atau dia ingin bunuh diri. Semakin aku mendekat semakin bau amis menyengat dan harum bunga melati yang begitu menyengat. Saat akan menggapai tangan nya tiba tiba tangan itu potel dan terjatuh kelantai menyebabkan darah segar berceceran. Aku terkejut lalu menutup mulut menggunakan tangan kanan ku.

Makhluk apa dia?


Perlahan tapi pasti aku berjalan mundur dan semakin mundur. Aku menutup mata ku perlahan tak sampai 2 detik. Orang itu sudah menghilang dari jendela kaca itu. Sebuah bisikan terdengar jelas ditelinga ku.

"Ingin kemana?" Aku menengok kebelakang tidak ada siapapun dan saat aku melihat kedepan. Aku di kaget kan dengan wajah perempuan yang sudah hancur itu.


"KHAAAAAAAA!!!" Teriak ku kaget. Darah nya menetes mengenai seragam ku.


Dia tersenyum mengerikan wajah nya retak aku yang melihatan ingin muntah. 

Saat akan dia mendekat ke arah ku suara dobrakan terdengar dan saat itu aku pingsan tak sadarkan diri. Hanya suara suara yang ku dengar memanggil nama ku dan setelah nya hilang.


Perlahan aku membuka mata ku melihat sekeliling dengan cat putih. Kepala ku pusing.

"Citra, lo udah lumayan baik kan?" Tanya seseorang yang kudengar seperti suara lelaki.


Aku memegang kepala ku. Terasa sakit. Aku menoleh ke samping. 

"Rey, kamu dari tadi disini?" 


Rey mengangguk." Iya, lo kalo mau kelantai 3 jangan sendirian. Untung aja tadi ada kakak kelas perempuan ngasih tau gua kalo ada adik kelas kelantai 3. Gua pikir itu lo dan bener ternyata." 


"Apa yang terjadi sama aku? Pasti kamu liat kan?"


"Iya, aku liat semua nya." Balas Rey


"Apa, kamu tau apa yg terjadi sama wanita itu?" 


Rey terdiam." Mending kita kekelas. Udah merasa baik kan?" Ucap nya mengalihkan pembicaraan


"Ya udah yuk." 


Selama perjalanan Aku dan Rey diam membisu tak ada suara yang keluar dari mulut kami. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Rey? Aku sebenarnya penasaran dan ingin bertanya. Tapi melihat raut wajah Rey. Aku mengurungkan niat ku, kami sudah sampai di kelas. Guru belum datang.


Rey berumur 15 tahun saat itu. Dia baru menyadari kelebihan nya saat berumur 11 tahun. Saat Rey berjalan ke taman dia menemukan seorang gadis cantik yang sedang memegang boneka nya. Kulit pucat sekali dan dia merasa kesakitan. Rey mendekatinya dan bertanya.

"Nama lo siapa? Kamu sakit ya? Soalnya muka mu pucat." 


Gadis menoleh." Kamu bisa liat aku?" 


Rey merengutkan dahinya." Iya. Gua bisa lihat makhluk halus. Kenapa emang nya? Lo punya masalah?" 


"Kamu benar. Aku boleh minta bantuan kamu?" 


"Bantuan apa?" Gadis itu mulai bercerita akan hidup nya dari kebahagian menjadi penderitaan 


"Jadi, sekarang Papa tiri lo bahagia dong. Itu gak bener dia harus dapet hukuman." 


"Maka dari itu. Tolong bantu aku." Dan Rey mengganguk 


Beberapa hari Rey jalani untuk bertemu dengan Papa tiri gadis itu dan akhirnya dia menemukan rumah besar dan mewah. Rey melompat dari pagar hitam itu. Lalu berjalan mengendap endap. Seperti maling. Rey sampai di sebuah tembok putih dan mendorongnya ternyata ini adalah pintu. Rey masuk dan melihat raga gadis itu di sebuah balok es yang beku. Sungguh kejam Papa tirinya. Rey menelpon Papa nya dan menceritakan nya lewat telpon. Saat hendak keluar Rey ketahuan oleh Papa tiri gadis itu. Papa tiri gadis itu mengeluarkan pisau tajam dari saku nya dan menusuk perut Rey sehingga darah segar terus mengalir. Rey tak sadarkan diri. Kasus sudah selesai dan Rey terbaring di rumah sakit, Rey mengalami koma 5 bulan. Mamah Rey begitu khawatir dan meminta Rey untuk tidak membantu makhluk halus lagi dan Rey pun berjanji. Rey juga sedikit shok.


*********


Saat dilantai 3. Citra pingsan tak sadarkan diri. Rey dengan cepat mendobrak pintu nya. Seorang gadis dengan wajah hancur. Gadis itu melihat Rey sembari tersenyum. Gadis itu bernama Shofi. Shofi meminta bantuan kepada Rey atas hidup nya yg menderita. Tapi Rey menolak membantu. Berulang kali Shofi meminta bantuan tapi Rey tidak ingin membantu. Setelah kepergian Rey yang menggendong Citra. Shofi bersumpah jika Rey tidak membantunya maka.dirinya akan membuat siswa/ siswi di SMA ini meninggal dengan lompat dari lantai 3. Dan mereka pun akan ikut ke alam lain dengan Shofi. 


*******

Keesokan nya adalah hari senin ( aku cepetin) hari dimana kami harus dipanaskan dan mengingat para pahlawan kami. Bahkan teman ku yang memakai bedak setebalnya itu langsung luntur. Upacara telah selesai para siswa mulai memasuki kelas.


CITRA melihat seorang siswi berjalan ke tangga menuju lantai 2. Bukan nya kelas siswi itu bersebelahan dengan kelas nya. Kalo gak salah nama nya kinan, mungkin dia ada urusan. 

Pelajaran pun di mulai, awal nya sih baik baik aja setelah jam 3 sebuah suara membuat sekelas heboh.


BRUK!!


Para siswi berhamburan untuk melihat apa yang terjadi. 

"Ya ampun, Citra!!" Heboh Aulia. Keringat membanjiri pelipisnya.


"Kenapa lia?" 


"Ada siswi bunuh diri. Kata satpam itu dia loncat dari lantai 3. Tadi itu satpam itu dah ngasih tau guru dan satpam itu lari mau kelantai 3. Eh, malah siswi dah jatuh duluan." Cerocos Aulia. Aku terdiam." Siapa orang nya?" 


"Kalo gak salah nama nya Kinan. Kata temen nya kinan itu orang nya ceria, tapi kenapa dia bis bunuh diri gitu. Ih, jadi ngeri gua."


Rey mendengar ucapan kedua gadis itu pun berdiri dan meninggalkan kelas berbeda dengan Citra yang diam menatap kepergian Rey. 


Rey membuka pintu ruangan yang berada di lantai 3. 

"MAU LO APA?!" Teriak Rey


Tiba tiba di depan Rey seorang siswi bermuka hancur itu tertawa "Hihihihihi, mau gua lo bantu gua. Itu aja kok, inget ya Rey kalo lo gak mau bantu gua. Gua kan buat korban lagi."


Tapi bagaimana? Dirinya sudah berjanji ke Mamah, Tapi disisi lain dia juga ingin membantu Shofi. Rey menggeleng jika dia tidak membantu Shofi trus ada korban lagi. Maka Rey tidak akan memaafkan dirinya. 

"Gua butuh waktu." 


Shofi tersenyum. Kepala potel dan tubuh yang hancur itu membuat Shofi menderita. Dia ingin cepat kembali kealam nya.


Rey berjalan keluar ruangan tanpa sadar Citra mendengar pembicaraan itu walau tak bisa melihat hantu itu. 


********


Keesokan harinya Rey belum bisa memberi jawaban karna dirinya masih bingung. Bagaimana ini? 


Seorang Siswa bermuka pucat itu tak sengaja melewati Citra yang masih termenung. Mau kemana Siswa itu. Langkah cepat Citra mengikuti Siswa itu sampai kelantai 3.


"Kau akan ikut dengan ku." 

Ucap siswa itu. Tapi sedikit ada suara perempuan.


Saat akan siswa itu melompat. Citra dengan cepat menarik tangan nya hingga mereka berdua terjatuh kelantai. 

Siswa itu menatap marah ke arah Citra. "Pergi!".


"Siapa pun kamu? Keluar dari tubuh siswa ini." 


"Hihihihi. Gak semudah itu." 


Arwah itu keluar dari raga siswa itu hingga siswa itu tak sadarkan diri. Siswi itu yang waktu itu dia temui. 

"Lo ngehancurin rencana gua!!" Darah menetes terus menetes lantai yang tadi putih kini bersimbah darah. Siswi itu melempar bangku kemana mana hingga..


Srek 


Kaca pecah mengenai lengan Citra hingga mengeluarkan darah merah. Citra terbengong ditempat, bangku bangku bertebrangan, wajah, badan, siswi itu tidak berbentuk lagi. Kaca terbuka kini terpenuhi dengan darah. Citra berulang kali menelan saliva nya. 


"Lo juga harus mati!!!" Ucap siswi itu menekan kalimatnya

Saat akan sebuah kaca tajam nan lebar mengenai dada Citra suara teriakan menghentikan aktivitasnya.

"Berhenti Shofi. Gua bakal bantu lo!!" 


Bangku bangku yang bertebrangan kembali sembula kaca pecah nan penuh darah kembali bersih dan utuh. 

'Shofi' nama itu masih teringat di pikiran ku.


"Ya gua akan bantu lo. Jadi jangan bunuh mereka berdua!!" 


Shofi menghilang seperti di telan bumi. Citra masih mematung ditempat.

"Lo baik baik aja kan? Lengan lo berdarah." Citra masih belum menjawab


"Siswa itu." Tunjuk Citra dan langsung dibopong Citra dan Rey.


Sampai di uks lengan Citra sudah di obati dan Siswa itu masih tak sadarkan diri.

"Kamu beneran mau bantu dia? Maksudku Shofi."


"Gua gak punya pilihan lain, terpaksa gua harus ingkarin janji gua sama Mamah."


"Kamu kan bisa liat mata nya, biar selesai juga kan?"


"Lo gak liat. Mata nya udah ancur kaya gitu. Gimana mau liat, terpaksa kita harus cari tau sendiri."


"Kata aku sih dia bunuh diri." 


Rey menggeleng." Lo mau bantu gua." 


"Boleh, tapi aku gak sendiri gimana kalo ajak Aulia sama Beta, mereka enak kok orang nya."


"Tapi, gimana kalo mereka gak mau?" 


"Tenang aja, mereka pasti mau. Untuk Aulia ini lumayan buat gibahan." Citra terkekeh begitu juga Rey.


*******

"Mereka berdua mau Rey." 


Beta dan Aulia tampak bersemangat.

"Waw, waw. Hebat banget lo. Bisa liat han...tu, jangan lupa di vidioin biar, aw gitu loh."


"Gua sebagai ketua kelas yang berani gak bakal gak ikut dong!! Gua harus tunjukin keseluruh sekolah kalo gua berani. Nanti gua kasih cucu cucu gua. Kalo kakek nya adalah yang berani." Cerocos Beta


"Lo tuh ya, bacot bener." Ketus Aulia. Citra mengelengkan 


"Biarin." Sambil menyisir rambut keringnya kebelakang.


"Dih, sok lo." Ketus Aulia


"Udah, udah. Kalo kaya gini kapan selesainya." 


Beta dan Aulia terkekeh malu. 


*****


Hari kamis sepulang sekolah kami berempat berkumpul di depan pintu ruangan itu.

"Bener nih, kita mau masuk? Serem kaya gini?" Ujar Beta 


"Ck ckck , kata nya biar semua orang tau kalo lo berani. Tapi apa? Sok aja sih lo." Ucap Aulia


"Iri bilang bos!" Balas Beta


"Iri sama lo. Ogah." 


Kalo kaya gini kapan selesainya.:" ujar


Kmn


Kami berempat memasuki ruangan gelap itu dan hanya diterangi cahaya senter. 

"Kok, gua jadi merinding ya." Ujar Aulia 


"Kalo gitu sini biar gua peluk, biar gak merinding lagi." Kata Beta 


"Dih, enak di lo. Gak enak di gua." 


Sebuah kertas putih terdapat bercak bercak merah itu begitu menarik perhatian Citra. Citra mengambil kertas itu.

' gua minta maaf ' hanya itu. 


"Rey gua liat kertas ini tadi." 


Rey mengambil kertas itu dan 


******


Rey terdapat disebuah ruangan gelap dan ini adalah ruangan di lantai 3. Ada 2 orang berbeda jenis sedang membicarakan sesuatu. Rey semakin mendekat anehnya mereka tidak melihat Rey.

"Cepet gugurin kandungan itu!!"


"Gak, gua gak mau. Pliss no, jangan kaya gini. Lo cinta gua. Dan lo harus tanggung jawab." 


"Cepet gugurin kandungan ini, kalo gak gua bakal bunuh lo!!" 


Brak


Siswi yang tak lain adalah Shofi itu mengelus perutnya sembari menangis. Dia bingung harus melakukan apa. Jika dia membunuh Anak ini, dia berdosa ditambah lagi dia sangat sayang dengan anak ini.


Beberapa hari kemudian. Shofi belum mau menggugurkan kandungan nya. Dengan persaan marah Dino langsung menarik Shofi dan melemparinya dari lantai 3. Hingga tubuh itu hancur, 

"Maafin gua." Ucap Dino dan langsung pergi dari tempat itu.


*******

Rey menghela nafas nya. Rey berjalan ke arah jendela kaca itu dan terdengar suara. Anak kecil yang tertawa sedih dan Rey bisa merasakan itu. 


"Kita pergi dari sini." 


Kami berempat keluar dari ruangan itu tanpa sadar seseorang tersenyum licik.

"Gua gak bakal biarin mereka mencari tau tentang gua." 


Orang itu pergi dengan raut wajah bak iblis. 


Kami berempat berada di belakang sekolah dan Rey sudah menceritakan kejadian nya. Kami bertiga mengganguk.

"Jadi orang itu masih disini dong? Kalo kaya gitu pasti mudah lah ya. Gua akan minta temen deket gua coba cari no hp tuh orang." Ujar Beta


Skip


Hari jumat adalah hari merah karna ditanggal nya adalah merah. Kami berempat memakai pakaian biasa.


KAMI sudah sampai dilantai 3. Awalnya sih baik - baik aja. Tiba tiba entah cairan apa membuat kami berempat terpeleset. 


Bruk!


Suara dobrakan terdengar dengan benda tajam yang dibawah terseret seret oleh seseorang. Kami sungguh terkejut.

"Kaluar kalian!! Kita selesaikan ini!!" 


Orang itu membacok kursi kursi rapuh itu hingga terbelah. Citra berada di bawah meja sambil menutup mulut nya begitupun yang lain nya. Orang itu berjalam maju. Ini kesempatan yang bagus untuk mereka keluar.

"Pergi!!" Suara teriakan entah dari mana asalnya. Tapi ke empat orang itu mendengarnya. Tapi tak ada siapa pu. Kecuali Rey yang tau.


Kami berempat keluar dari ruangan itu. Orang itu langsung mengejar kami. Kami berlari hingga tak tau arah dan terpisah. Aku bersama Beta dan Rey bersama Aulia. Mungkin tapi, 

"Beta gua takut!" Isak ku


"Duh Cit, jangan nangis. Gua tarik ucapan gua kalo gua berani. Sumpah gua kebelet." Ujar beta


"Ini waktunya bukan buat bercanda." Kini kami berada di ruang musik lantai 2.


Sedangkan Rey dan Aulia berada di perpustakan di lantai 1, " Rey gimna nih? Gua takut. Semoga Beta sama Temen gua tersayang Citra gak kenapa napa." 


Rey menghela nafas lelah. Dia fikir membereskan kasus ini mudah. Tapi ada aja penghalang." Kita berdoa aja."


Diruangan musik Beta yang sedang menahan sesuatu yang akan keluar sungguh dia tidak tahan. Dia ingin ke wc. Sedangkan Citra berulang kali berdoa.


"Keluar kalian!! Kita selesaikan ini!! Cepat keluar." Orang itu masuk kedalam ruang musik dan Citra maupun Beta bisa melihat bayangan orang itu dengan senjata tajam. Kalo tak salah itu kapak.


"Keluar Woy!!! Oh mau main main ya!! Ok, gua akan buat permainan seru!!" Orang itu tertawa keras dan mengerikan.


Orang itu menghancurkan gitar, piano. Dengan kapak nya. Kapak itu hampir mengenai tangan Beta. Untung ucap beta dalam hati.


Atmosfer diruangan ini makin panas dan keringat membanjiri pelipis keduanya.


"Sialan!! Keluar kalian sekarang!! Sebelum gua kehilangan kesabaran!!


Orang itu menghancurkan alat musik . Hingga tersisa satu. Aku dan Beta menelan saliva takut. Beta meraih tangan ku dan 


Bruk 


Beta menendang dada orang itu dan membawa ku keluar dari ruang musik dan belari menuju lantai 1. Orang itu masih mengejar kami. Nafas kami yang hampir habis itu. 

"Mau kemana kalian?!" Orang itu menggunakan topi hitam dan masker hitam. Kami berdua tidak bisa melihatnya.


Saat kapak itu mengarah ke kepala ku.. 


TIBA tiba kapak itu terjatuh akibat tendangan dari arah belakang. Orang itu terjatuh hingga topi nya terlepas dari kepala nya. 

"Kalian baik baik aja kan?" Tanya Aulia sembari memeluk Citra.


"Makasih Rey, kita pergi dari sini." 


Tanpa kami sadar orang itu memegang kapan nya dan srek 


Lengan Beta tergores hingga jaket nya pun terbelah.

"BETA!!" Teriak kami bertiga.


"Hahahaha, aku akan menghabisi kalian! Selamat tinggal!!" 


Saat akan kapak itu mengenai pundak Rey. Rey dengan cepat menghindar terjadilah adu jotos. Aku dan Aulia langsung membantu Beta berdiri. 


Kapak itu terjatuh kelantai. Rey menginjak dada orang itu dan melepaskan masker hitam itu. 


"Kak Dino!!!" Teriak kami terkejut.


"Sialan lepasin gua!!" 


"Tenang kak kami bakal lepasih lo kok, tapi...." ujar Aulia terpotong. Mobil polisi sudah berada di depan gerbang dan memegang Dino. 


Saat di perpustakan Aulian langsung menelfon polisi karana terjadi kasus pembunuhan.


Shofi tersenyum dengan seorang anak kecil yang ikut tersenyum di lantai 3.

"Terima kasih" dan menghilang.


Kami saling berpelukan. Kami senang akhirnya selesai.

Mister Danau Busuk

Mister Danau Busuk


                        Misteri Danau Busuk


Danau busuk entahlah mengapa para penduduk desa menyebut danau itu busuk. Setiap selesai hari jumat di hari sabtu nya jika ada penduduk yg akan mancing atau mencuci maka akan tercium bau menyengat sangat bau. Tapi mereka tidak tau bau apa itu, bau busuk itu seperti bercampur - campur.


Bisa di sebut desa kenanga( ngasal ya 😅) desa dengan penuh banyak misteri di dalam nya. Desa yg sangat rawan sekali. Dan di desa ini setiap hari jumat atau malam jumat para gadis yg berumur 14- 17 tahun pasti akan mengilang tanpa jejak. Aneh bukan?


Bahkan kepala desa sendiri pusing memikirkan kasus ini. Di desa kenanga kasus ini sudah banyak terjadi, makanya banyak anak gadis yg selalu dirumah bahkan di jaga keluargan nya. Untuk berhati- hati.


Tapi kebanyakan para gadis yg menghilang pasti yg cantik- cantik dan juga yg lumayan cantik. Jarang gadis yg jelek ( maaf) hilang tanpa jejak. Bahkan mereka yg berwajah jelek bersyukur karna mendapat wajah itu. Karna mereka akan selamat, entahlah itu kepercayaan mereka.


Dan desa kenanga ini menjadi tujuan para siswa/ siswi untuk mencari misteri dibalik nya. Ya karna mereka mendapat tugas dari kuliahan. Jika diantara mereka bisa membawa berita yg akurat bahkan cerita yg sangat langkah mereka akan mendapatkan hadiah bahkan cerita mereka akan terkenal begitu pun mereka juga. 


(Perkenalan)

Angel gadis cantik dengan kulit langsat. Gadis yg manis.

Lyra gadis yg lumayan cantik tapi imut.

Dwi gadis cantik seperti bule itu padahal dirinya orang indonesia

Fildo cowok yg tampan itu adalah cowok periang.

Gilang cowok yg terkenal akan kecuekan nya tapi juga tampan

Jino cowok yg lumayan tampan itu adalah cowok penakut. Takut akan hal mistis lainnya. Tapi walaupun begitu jino orang nya enak di ajak bercanda.


Skip


Mereka ber enam sudah sampai di desa kenanga, mereka sudah melewati perjalanan yg sangat jauh. 

6 jam mereka melewati perjalanan jauh. Akhirnya sampai juga di sebuah rumah yg cukup lega itu.


"Ini rumah teteh elo. jin?"


"Bisa gak sih, gak usah manggil jin? Iya ini rumah teteh gua. Yuk masuk," 


"Assalamualaikum teh!!"


"Waalaikumsalam!"


Kami memasuki rumah yg cukup lega itu. Rumah dengan bangunan kuno itu sangat menarik.


"Ini kamu dek?" Ucap seorang wanita menggunakan daster putih itu lalu menempelkan telapak tangan nya di muka jino


"Gua kira tadi hantu." Bisik fildo ke kuping angel. Angel terkekeh di buat nya


"Ayok masuk dulu. Ini temen- temen kamu dek? silakan duduk." 


"Iya teh sina, ini temenya ino."


"Oh gitu. Mau berapa lama di sini?" 


"Gak tau juga si teh, belum kepikir." Balas dwi tersenyum


"Kalian istirahat sana, tenang aja banyak kamar kalian bisa pake yg mana aja." 


"OM JIN...OM JIN!!!" teriak seorang gadis kecil berumur 5 tahun 


"Lah ini bocah." Guman jino


Kamk tertawa mendengar teriakan adik kecil imut itu


"Kamu siapa nama nya?" Tanya lyra mensejajarkan tinggi nya dengan gadis kecil itu


"Kinan." Jawab sina." Kalian istirahat dulu sana, kalian pasti lelah." 


"Iya teh." 


"Om jin..om jin, nanti main sama inan ya." 


Jino mendengus." Iya nanti om main, jangan panggil om si nan, panggil kakak aja.ya, berasa tua di panggil om." 


Kinan menggeleng." Endak mau"


"Seterah lo dah." Ketus jino


"Jino, gak boleh gitu. Dia anak kecil." Ucap lyra lembut 


Jino terkekeh lalu menggaruk tengkuk nya tak gatal." Iya, hehehe." 


Skip


Malam tiba menunjukan pukul 07.00 WIB. Kami baru saja selesai makan malam dan langsung berbincang- bincang membuat kami tertawa terpingkal- pingkal. Lelucon jino memang selalu berhasil membuat suasa semakin ramai.


"Om jin, coba om jin ngomong sapi." Kinan memeluk boneka beruang nya.


Mooooo. Jino tergelak." Acak gitu suara gua njirrr." 


"Ngakak kampret." Fildo tertawa tanpa sadar dirinya terjungkal kebelakang. 


Gilang sudah tidak usah tanya lagi, dia akan menjawab jika seperlunya. 


Pagi tiba diiringi dengan suasana yg indah nan sejuk. Semua sudah bersiap untuk mencari sebuah misteri. Jino awalnya tidak mau ikut tapi karna tugas ini juga harua di vidio in dan semua anggota harus ada. Jino akhirnya mau- mau saja walau terpaksa. 


"Buat kalian para cowok, tolong jaga para gadis ya. Jangan sampe tinggalin mereka. Paham." Pesan sina sedikit khawatir


"Emang nya, kenapa teh?" 


"Gak papa, hati- hati ya!" 


Kami ber enam mengganguk lalu berjalan ke luar rumah ber cat coklat tua itu.


Kami berjalan sembari menyapa ke pada penduduk desa. sampai sudah di danau busuk yg sudah banyak di bicarakan para warga desa. Bau amis tercium menyengat, angel menutup hidung nya dan melanjutkan langkah kaki nya.


"Bener wih, kita mau ketempat ini?" Ucap gilang dengan wajah datar nya.


"Kan kita dah sepakat, lang." Ujar dwi menutup hidung nya. Benar- benar bau amis.


Jino mengusap lengan nya yg merinding." Kok semua bulu kuduk gua berdiri. Merinding gitu!" 


"Itu mungkin perasaan lo aja kali?" Ujar fildo menoleh tempat yg cocok untuk ber foto.


"Lo mau kemana?" Tanya gilang memegang lengan fildo


"Gua mau foto, tempat nya bagus sayangkan kalo gak di manfaatin. Yg malaupun bau banget sih." 


"Gak, kita gak boleh jauh- jauh." Ucap angel menutup matanya merasakan hawa dingin menusuk permukaan kulit nya.


Dwi menoleh kebawah seperti merasakan sesuatu. Sebuah tangan yg potel dan berumur darah itu memegang kaki kiri dwi.


"Khaaaa!!" Teriak dwi histeris


"Dwi, lo kenapa?" Tanya kami ber lima bersamaan.


"Gua mau pulang!! Gua mau pulang!! Hiks.. hiks gua mau pulang!!!" Teriak histeris dwi semakin menjadi.


"Dwi, tenang dulu." Ucap angel mengusap punggung dwi mencoba menenangkan tapi tak berhasil karna dwi terus menangis dan pada akhirnya kami pasrah dan berjalan menuju rumah teh sina.


Skip


Setelah sampai di rumah teh sina. Dwi cenderung pendiam semenjak ke jadian di danau itu dwi tak banyak bicara. Membuat kami binggung sendiri.


"Gimana keadaan dwi?" Tanya jino yg sedang bermain dengan kinan


"Bisa di bilang gak baik." Ujar lyra menopang dagu


"Dia juga, gak mau cerita." Timpal angel 


"Coba kita tanya dwi baik- baik. Kalo dwi kaya gini terus, kita gak bakal bisa selesain misi ini. Kita cuma di kasih waktu 1 bulan lo!" Ujar fildo 


Kami mengganguk membenarkan. Dikamar sunyi itu hanya ada dwi yg berselimut menatap lurus kedepan.


"Dwi, lo baik kan?" Lyra duduk di tepi ranjang


"Gua takut, gua mau pulang!"


"Jangan gini dong. Wi, kita dah jauh- jauh ke sini. Tapi apa akhirnya malah kaya gini, kalo kaya gini mendingan gak usah. Bodo gua gak dapet nilai." Ujar jino geram sembari menonjok tembok kesal


"Juan lo jangan kaya gini dong!" Ujar lyra mengusap punggung dwi


"Gini mana?! Jelas-jelas dwi kaya gini pas dari danau itu. Mending cari tempat yg aman aja, gua yakin kita pasti dalam bahaya. Kalo terus cari misteri danau itu!!" Lanjut jino


"Stop!!! Terus gimana? Kita udah sampai di sini kan, ya udah jalanin aja! Kalo misteri yg kita cari bener2 bahaya, ya udah stop!!" Angel menaikan suara nya. Semua diam hanya ada keheningan 


" Dwi, cerita sama kita. Ada apa?" Kini suara angel sudah seperti biasa


"Gua, ngeliat tangan potel di danau, apa lagi tangan itu berumur darah." Jelas dwi ketakutan. Dwi sebenernya tidak percaya apa yg dia lihat, itu membuat dwi syok.


"Dah lah berhenti aja, bahaya tuh!" Ujar jino mengompori. Gilang mendengus lalu menatap tajam ke arah jino untuk diam.


"Dwi, lo tenang ya! Setelah tugas kita selesai kita langsung pulang, lo gak perlu takut. Kita pasti jagain lo kok." Ucap gilang meyakinkan. Wow ini adalah ucapan terpanjang dari gilang.


"Wow...Wow...wow!! Seorang gilang bicara panjang, perlu di rekam nih." Ujar jino dramatis"  Good, tai embek mana hp gua kan." Umpat jino merogoh kantongnya mencari hp nya.


"Ayok lang, ulang lagi ngomong nya. Cepet gua rekam." 


Krik   krik  krik   krik


Seorang jino martono( nama jadul😅) tadi saja seorang jino marah- marah sekarang kembali ke sedia kala mulai gila lagi. Memang tidak tau keadaan. Dasar Jin!


Setelah kejadian tadi semua kembali berjalan lancar jino juga sudah kembali ke akal gila nya.


"Teteh elo. Kemana jin?" 


Jino geram." Bisa gak sih? Gak.usah.panggil.gua jin?!"


Fildo terkekeh." Kan emang nama lo jino!" 


"Gak tau lah," jino memalingkan muka nya kesal.


"OM JIN..OM JIN.. main sama kinan yuk!!" 


"Tuh, keponakan lo aja manggil jin!"


Jino mensejajarkan tubuh nya ke arah kinan." Kinan, keponakan om yg imut kaya tuyul. Jangan panggil om jin ya, panggil kakak aja. Ok," 


Kinan menatap jino tak mengerti lalu mengeleng polos." Kinan mau nya om jin." 


"Gak tau lah, untuk keponakan gua lo. Kalo gak gua lempar ke siringan lo!" 


Suara teriakan terdengar berasal dari dapur." APA YG MAU KAMU LAKUIN AMA ANAK AKU JIN!!" Suara sina kini mengalahkan toa


Jino kesamber geledek seketika. Suara merdu itu merusakan penglihatan jino ( ck salah maksudnya pendengaran) di ikuti fildo, angel, dwi, lyra, dan gilang yg meringis memegang telinga mereka. Berlebihan.


"Itu suara, apa geledek. Bjirr tuh mulut kaya toa." Umpat fildo


"Mungkin emak nya ngidam geledek kalo gak toa." Celetuk dwi


Mata jino memincing." Wi, lo barusan emak gua! Wah ngajak gelut ini mah!"


"Gak usah mulai gila. jin," ujar lyra memakan keripik pisang


"Udah sih biarin, mau di omongin juga si jin mah udah kebal. Gak guna omongin dia." Ujar angel tersenyum kecil


"Hina terus...hina sampe pala gua gosong kaya pantat panci." Cibir jino


"Sini gua bantuin, gosongin kepala lo." Tawar fildo 


"Gak makasih, dah kebal gua mah. Kesamber geledek aja gua gak mati__" 


"Terus kalo gak mati apa?" Tanya dwi membenarkan posisi duduk nya.


"KO!" Jawab jino tenang


Krik  krik  krik


Bugh


Plak


Prang


Pletak


Jder!


Sut!


Siung


Akhirnya seluruh tubuh jino membiru akibat timpukan, cubitan, tamparan. Wah bahaya.

"Bener, bener ngajak gelut!"


"AYOK!" Ucap kami berbarengan bersamaan dengan teh sina yg membawa centong dan panci.


Jino menelan saliva nya." Ampun juminten, ampun markonoh, ampun!"


Malam ini adalah malam mencekam. Berbeda dengan malam sebelum nya. Malam sebelum nya begitu damai dan tenang. Hari ini adalah kamis malam jumat, aneh kan?


Dwi tidak bisa tertidur. Bau bunga melati begitu menyengat entah dari mana asal bau itu ditambah dengan suara merdu seseorang bercampur dengan alunan suling yg begitu indah.


Dwi yg penasaran mencari asal suara itu. Tap tap tap langkah kaki seseorang terdengar.

"Ngapain elo wi, disini? Gak tidur lo?" 


Dwi terlojak kaget." Lo jin, tadi gua denger suara gitu. Penasaran gitu lah."


"Gua juga denger kok, kaya nya dari depan rumah deh. Yuk liat!" 


Kami berdua membuka pintu perlahan terdapat seorang gadis berkebaya sunda putih, rambut di sanggul dengan beberapa bunga melati. 


"Teteh ngapain disini?" Tanya jino merinding.


Tidak menjawab, gadis itu terus memainkan suling nya dengan lagu yg menyiratkan kesedihan di dalam nya. Dwi tidak mengeri arti lagu itu, dia juga tidak mengerti bahasa sunda.


"Dwi masuk aja yuk!" 


"Gak mau lah." Tolak dwi.


"Udah ayuk!" Jino menarik tangan dwi untuk masuk.


Beberapa menit kemudian warga desa begitu bising membuat kami terbangun berbeda dengan dwi dan jino yg ingin tidur tapi tak jadi.


Tok. Tok. Tok


Budi ( suami teh sina) membuka pintu terdapat banyak warga di depan rumah nya." Ada apa ya? akang- akang!" 


"Anak gadis ku hilang, tolong bantu cari" budi mengganguk.


"Aa, saya boleh ikut?" Tanya gilang sopan


"Boleh atuh boleh." 


Jino yg ingin berbalik ke kamar." Lo gak ikut jin?" Tanya lyra


"Hehehe, gak ra. Gua jagain kalian para cewek dirumah aja. Sebagai lelaki tangguh." 


Pria tua melihat nya jengah." Udah ayuk bantu saya."


Jam 4 subuh kami tidak tidur sama sekali. Mata kami yg panda dengan sedikit memerah . Gilang cowok itu dari jam 9 malam itu mencari gadis itu tapi tidak ketemu juga bahkan sampe jm 4 subuh. Bayangkan saja bagaimana kondisi tubuhnya. Angel, fildo, dwi, lyra, dan jino walaupun kami tidak mencari. Tapi kami tidak bisa tidur

Keesokan hari nya di malam jumat itu angel tidak bisa tidur lalu menoleh jm di dinding pukul 12 malam. Angel melihat dwi dan lyra yg sudah tertidur pulas.

Bagaimana cara nya biar dirinya bisa tidur. Bau melati begitu memyengat entah dari mana asal bunga itu.


Sebuah bisikan terdengar ' nulungan kami'(tolong) angel memejamkan mata nya lalu tertidur pulas di alam mimpinya.


(Mimpi angel)


Angel berada di sebuah entah apa nama nya. Tempat ini sangat kuno terdapat banyak sekali benda- banda yg kuno jika di jual akan sangat mahal harga nya. 


Setiap angel berjalan di setiap sudut ruangan itu terdapat banyak sekali orang kesakitan. Entah itu orang atau roh tidak tahulah. Angel tidak mengerti mereka seperti menahan kesakitan. Angel ingin membantu tapi bagaimana? Angel memegang rantai emas itu tapi justru angel terpental. 

Angel menatap kasian ke arah gadis mungkin berumur 14. Gadis itu menatap angel sayu. Angel kasian melihat. Tapi bagaimana cara angel membantu nya. 'Tulungan' ucap gadis kecil itu mencoba tersenyum. Angel merasa sakit di dadanya, perih sekali sangat sesak.


'Hah' angel terbangun dalam mimpinya. Jm 07.00 wib, artinya sudah pagi. Angel berlari membersihkan dirinya, selesai membersihkan dirinya. Angel berjalan tergesa- gesa


"Kenapa lo gel?" Tanya fildo heran dan angel hanya diam engan menjawab.


"Oh ya,, gua mau cerita." Ucap dwi serius.


"Cerit apa?" Tanya lyra terheran, jino yg sudah tahu hanya diam


"Jadi kemaren malem itu___bla bla bla" selesai dwi bercerita, kami bertiga tidak percaya berbeda dengan angel dan juan yg diam.


"Masa sih, gua gak percaya!" Sarkas fildo


"Itu bener!" Ujar angel." Gua di mimpi in, mimpi itu kaya nyata. Tapi entah kenapa gua bisa masuk dalam mimpi itu. Mereka tersiksa!" 


"Maksud lo apa sih gel? Gua gak ngerti. Coba jelasin!" Fildo melirik angel dan angel menatap teman- teman nya sendu.


Angel menghela nafas panjang." Gua gak tau, mereka tersiksa. Mereka perempuan, dalam mimpi gua mereka minta tolong."


Mereka masih tidak mengerti ucapan angel apa lagi jino otak pas- pasan mana mungkin ngerti.

"Maksud lo apa gel? Coba ngomng yg jelas!" Ucap lyra memiringkan kepala nya.


"Mereka tersiksa... mereka tersiksa kita harus bantuin mereka." Angel mengacak rambutnya frustasi


"Angel tenang.. lo harus tenang, jangan di paksa kalo gak mau cerita!" Fildo mengusap punggung angel menenagkan


Sebenernya bingung. Seumur hidup mereka tidak pernah melihat angel se frustasi ini. Angel adalah orang yg ceria.

Skip


Malam tiba menunjukkan jm 8 mlam. Teh sina dan suami juga kinan belum pulang dari tempat tetangga nya. Sedangkan kami pusing dengan pikiran masing- masing. Bau melati begitu menyengat entah dari mana asal nya. Aneh nya yg bisa mencium hanya Dwi, jino dan angel. Yg lain nya tampak biasa saja.


"Kalian nyium bau bunga melati gak?" Dwi mengendus- endus


"Kaya babi aja lo, ngendus- ngendus." Celetuk jino. Dwi menatap sebel ke arah jino.


"Ngak tuh." Jawab lyra di ikuti gelengan gilang dan fildo.


Jino dan angel menyeringatkan keningnya bingung." Masa sih?" Tanya angel menatap teman nya." Malahan nyengat banget bau nya!" Ucapan angel diangguki jino.


"Cukup! Kita harus cepet mecahin misteri ini! Gua capek di teror dalam mimpi! Mereka kesakitan tolongin mereka!" Angel menangis histeris.


"Ngel, lo harus tenang." Gilang kini bersuara meresa aneh dengan situasi ini.


"Maksudnya di teror dalam mimpi, bisa lo ceritain mimpi ngel?" Ucap fildo lembut


Angel kehilangan kesadaran dan akhirnya pingsan. Hanya suara samar- samar terdengar di telinga nya.


(Mimpi angel)


Angel berdiri di sebuah gerbang yg begitu mewah ini kan tempat yg waktu itu. Pikir angel. Angel melangkahkan kaki nya, melihat para gadis di siksa bahkan orang yg menyiksa para gadis itu tidak punya kemanusiaan. Para gadis itu merasa kesakitan. Apa yg terjadi? Angel menatap mereka satu- persatu. Wajah mereka yg ayu dan manis. Kenapa mereka bisa di sini? Angel melihat orang memegang cabuk hitam itu. Pria mungkin tapi aneh nya dia berekor berbeda dengan manusia pada umumnya. Sebenarnya angel ada di dunia mana sih? Dunia manusia apa dunia gaib.

Angel menyentuh rantai emas itu dan justru terpental. Tapi aneh nya pria itu tidak melihat dirinya hanya para gadis aja. Angel berjalan lagi ternyata masih banyak gadis yg menderita, oh bagaimana cara angel membatu mereka. 


'Hah' angel terbangun dalam mimpi nya jam 7 pagi. Angel sudah tidur di kasur berapa lama? Angel membersihkan diri.


Angel melihat sekitar dalam rumah ternyata mereka ada di meja makan.

"Eh angel, udah bangun? Ayuk makan dulu." 


Angel tersenyum tipis lalu menarik bangku untuk dia duduki.

"Angel lo gak papa kan? Muka lo pucet." Tanya dwi disebelah ku.


Angel menggeleng entah kenapa nafsu makan nya hilang. Angel menghela nafas dan berjalan ke luar rumah.

"Angel mau kemana tuh?" Ucap lyra


"Biar gua temenin angel." Fildo melangkah menyusul Angel.


"Halah, bilang aja mau modus." Celetuk jino


"Heh, apaan sih jin. Omongan nya." Tegur teh sina


Jino sudah pasrah di panggil jin." Iya teh, iya, masak apa teh?"


"Jengkol di semur." Jawab teh sina


"Weh, mantep tuh teh." Jino mengambil jengkol itu dan memakan nya dengan lahap. selesai makan." Huha...huha gila pedes banget tapi enak." 


"Lo bisa gak sih, gak usah huha..huha. abab lo tuh kemana- mana." Ketus dwi dan yg lainnya terkekeh." Mana bau lagi." 


"Bacot!"


Disisi lain Angel berjalan ke arah sawah di sana banyak rerumputan padi. Sangat sejuk.

"Gel, lo gak makan? Makan yuk nanti lo sakit." Fildo menduduki dirinya di samping


"Gua gak nafsu." Balas Angel malas. Angel menoleh ke arah 2 pria itu. Cukup aneh dan mencurigakan.

"Do. Mereka siapa ya? Kok gelagat nya aneh gitu." 


"Udah gak usah di pikirin. Pulang yuk!" 


Skip


Sekarang sudah bergantian hari. Hari ini adalah hari kamis. Semua nya belum menemukan tanda- tanda akan memecahkan misteri ini dan Angel selalu bermimpi yg aneh tapi kaya nyata. Angel juga sudah bercerita ke pada teman nya. Mereka awal nya tidak percaya. Tapi karna perkataan dwi mereka percaya. Sebab dwi juga pernah bermimpi.


Angel memakain jaket kulit berwarna merah marun dan melangkah ke luar.

"Angel mau kemana?" 


"Jalan- jalan!" 


"Gua ikut," dengan sedikit berlari fildo dan Angel sudah berada di persawahan. Enak sekali di pandang nya.


Angel menoleh 2 pria yg waktu itu Angel lihat. Mereka membawa karung yg besar.

"Do, mereka bawa apa tuh? Ikutin yuk!"


"Ah, paling padi."


"Ayok lah, tapi jangan lupa vidio in. Siapa tau kita bisa cepet pecahin misteri ini. Fildo mengehela nafas dan akhirnya menyetujui


Kami berdua mengikuti langkah ke dua pria yg membawa karung itu. Azan magrib sudah tiba mereka berdua kini berada di danau. Kami berdua nyumput di rumputan cukup panjang itu. Fildo sudah bersiap untuk mem vidioi. Tiba nya saat karung itu di buka ternyata seorang gadis cukup cantik itu tergeletak tak berdaya. Kami berdua terkejut. 


Ke dua pria itu seperti membaca sesuatu dan...

Dan juga kedua pria itu sudah menyiapkan sesajen. Setelah ucapan dari satu pria itu tiba- tiba danau yg tenang itu berbentuk pusaran air dengan sedikit gelombang kecil. Muncul  seorang wanita berbaju kebaya seperti kerajaan. Bayangkan saja perhiasannya sungguh banyak. Angel dan fildo tidak bisa  mendengar dengan jelas karna gelombang air yg besar.

Sungguh kami terkejut apa baru saja kita lihat. Bahkan gadis itu sudah hilang entah kemana. Setelah nya pusaran air itu berubah kembali tenang. Bahkan kedua pria itu sangat bahagia dan pergi dari tempat itu.


"Mereka ngelakuin pesugihan." 


"Engak usah di pikirin. Kita harus pergi sekarang."


Skip


Sampai di rumah teh sina. Angel dan Fildo sangat heboh hal itu membuat temanya berlari ke arah Angel dan Fildo. 


"Gua punya berita heboh! Dan misteri sudah terungkap!" Seru Fildo diiringi Angel yg tersenyum


"Ini ya, kalian liat vidio ini." Fildo memperlihatkan vidio nya. Aneh nya hanya gambar kosong berwarna hitam tidak ada gambar nya.

"Lo ngelawak? Do, gel," lyra menggaruk pipinya mentap Fildo dan Angel bergantian


"Kita gak bohong! Tadi itu ada!" Angel menarik hp fildo dan melihat dengan teliti. Tidak ada.


"Kalian harus banyak istirahat deh, mungkin kalian capek?!" Ujar dwi.


"Bener wi. Kita gak bohong! Tadi ada kita berdua liat dengan mata kepala kita sendiri! Dan mimpi yg pernah gua alami itu adalah roh para gadis mereka dijadiin budak karna mereka adalah korban tumbal. Mereka di jadiin tumbal! Ada 2 pria yg ikut pesugihan!! Percaya pliss!!" Diangguki fildo


"Kita orang bener kok, kita gak bohong!" Ucap fildo meyakinkan.


Jino menempelkan telapak tangan di dahi fildo." Lo sakit?" 


"Gua gak sakit!! Kita bener liat!!" 


"Ok, kalo kalian bener trus mna vidio nya." Ucap gilang tenang.


"Gak tau, tadi itu apa pas kita di danau! Tapi pas kita berdua pulang! Isi di vidio ini gak ada! Fildo lo gak apus kan?" 


"Gua gak apus gel."


"Percaya sama kita." 


"Kalian terlalu percaya tentang gituan?"


"SETERAH!!" kesal fildo dan Angel sudah habis kesabaran mereka berdua.


Angel melangkahkan kaki nya ke meja makan dan fildo di belakangnya.

"Cie, yg lagi ngambek." Goda jino terkekeh


Angel dan Fildo tidaj menanggapi dan langsung duduk dan makan dengan tenang.

"Ngambek kok barengan." Sindir jino lagi 


Angel dan Fildo diam engan menjawab 

"Udah jin, jangan kaya gitu." Peringat lyra 


Jino terkekeh lalu lanjut makan. 


Angel diam sejenak." Kalo kalian pengen tau, hari ini hari jumat kan. Abis magrib kita ke danau." 


Jino langsung pucat pasi. Bagaimana jika nanti di danau ketemu tuyul, kunti atau pocong. Membayangkan saja membuat jino merinding.


"Gua kedepan dulu." Pamit Angel lalu berjalan keluar 


Angel melihat bunga- bunga warna- warni yg indah. Sebuah ayunan membuat Angel tertarik untuk menaiki nya. Angel memainkan ayunan nya, tanpa sadar seorang gadis berbaju kebaya sunda itu mendorong ayunan. Wajah nya yg pucat dengan tatapan kosong. 

'Tulungan' Angel merasa ada sebuah bisikan di mana suara itu. Angel tidak bisa melihatnya. Sebuah kertas tergeletak di bawah kaki nya. Bertulis

《Jangan Berani berbicara, Jangan berani memberitahu. Jika tidak nyawamu akan hilang》


Siapa dia? Kenapa orang ini menerornya? Angel melihat tulisan nya lagi dan sebuah lemparan mengenai punggung Angel dan Angel berbalik. Sebuah Jari potel berdarah kering. Angel terkejut.

《Jangan terkejut. Ini baru awal》


Angel berlari masuk ke dalam rumah dengan nafas tergesa - gesa. Apa orang itu adalah 2 pria itu? Apa mereka berdua yg menerornya? 


"Lo kenapa?" Dwi melangkah mendekati Angel


Angel menggeleng." Gak, gua gak papa." 


"Ya udah yuk, bikin makanan yuk?" 


"Pergi ke warung gitu, tapi warungnya jauh." 


"Ayok lah gel." Bujuk dwi


"Engaklah kamu sama lyra aja." 


"Ada apaan nih?" Tiba- tiba lyra datang dari arah belakang.


"Ini si dwi pengen ke warung."


"Yuk wi, sama gua aja." 


"Ayok" mereka berdua sudah pergi. Angel mengela nafas dan langsung menghempaskan tubuh nya di kasur


Di perjalanan lyra sesekali tertawa akibat candaan dan lelucon yg dwi keluarkan. Bahkan banyak para cowok melihat ke arah mereka. Tapi ke dua gadis itu tidak peduli. Dekat persimpangan jalan mereka terus berjalan. Jalanan yg sepi bahkan rumah hanya bisa dihitung dengan jari gak sampe 10 rumah sih. Sebuah bisikan terdengar di telinga dwi.

'Dwi' suara lembut itu menyapu pendengaran dwi. Dwi menoleh ke arah kiri tidak ada orang. Dwi langsung berbalik ke arah kanan

"Oh ya, enak____" lyra tidak ada di samping nya.


"Ra!! Lo dimana jangan bercanda ra!!"


Jam 4 sore sudah tiba, tapi lyra belum ketemu sama sekali. Saat lyra menghilang. Dwi langsung menghubungi fildo. Jadi sekarang mereka sedang sibuk mencari lyra. Sebuah tempat yang menurut Angel belum di kunjungi. Danau tempat itu belum di kunjungi.

"Kita pergi kedanau sekarang!!" Ucap Angel membuat mereka mengganguk.


Sampai di danau mereka sudah bolak balik mencari lyra. Tidak ketemu juga, 'Gubuk' suara itu menyadarkan Angel lalu meminta teman nya mencari gubuk dan akhirnya mereka menemukan sebuah gubuk kecil.

Seorang pria membawa sesajen. Dan satu pria lagi menggendong seorang gadis dan itu adalah lyra. Lyra tidak sadarkan diri.

"Itu lyra, kita harus kesana." Ujar jino


"Jangan, tunggu mereka pergi." Gilang menatap lurus kearah depan. 


Kedua pria itu pergi kedalam gubuk meninggalkan lyra yg tidak sadarkan diri. Seperti kesempatan emas gilang dan jini dengan cepat ke arah gubuk itu dan menggendong lyra kearah kami.

"Cepat kita bawa pulang, sebelum ketauan mereka." Ujar fildo


Sampai di rumah teh sina. Jino membaringkan lyra di tiker. Bau bunga melati begitu menyengat dari tubuh lyra. 

"Gimana? Kalian percayakan sama gua dan fildo." Ujar Angel menyilang tangan nya di depan dada.


"Iya." Ucap gilang, dwi, jino serempak.


"Trus gimna? Kita belum ada bukti." Ujar jino.


"Kata siapa? Nih buktinya." Fildo memperlihatkan vidio nya.


"Jadi, kita udah selesai mecahin misteri ini." Angel bersemangat sembari tersenyum lebar.


Semua warga desa sudah tau akan akibat anak gadis mereka menghilang tanpa jejak. Mereka seperti kurang becus menjaga anak mereka, mereka juga sedih karana anak mereka di jadikan tumbal. 


Kedua pria itu bernama tatang dan ujang. Pantas saja mereka kaya seketika ternyata mereka menggunakan pesugihan. Urusan sudah selesai. Dan berita yg di buat kami sudah tersebar luas. 

Ditiduri Genderuwo

Ditiduri Genderuwo


                       Ditiduri Genderuwo


Sebut saja Bella, wanita muda berusia 21 tahun dan baru saja menikah dengan Redy beberapa bulan yang lalu. Pengantin baru ini sedang dimabuk asmara karena masih dalam suasana bulan madu. Segalanya terasa indah. Dunia milik mereka berdua, yang lain mungkin lagi pada ngungsi. Hehe ....


Pasangan yang sedang mabuk asmara ini memutuskan untuk membeli rumah di Jakarta Utara. Awalnya semua terasa manis, semanis madu. Prahara mengerikan menerpa setelah orang ketiga hadir dalam mahligai rumahtangga mereka. Biasanya keretakan hubungan disebabkan orang ketiga, namun kali ini karena hadirnya “orang” ketiga.


Redy seorang pebisnis muda yang cukup sukses dan seringkali meninggalkan Bella yang baru dinikahinya 4 bulan yang lalu itu untuk urusan bisnisnya. Bella sendiri tidak keberatan dengan hal tersebut karena dia tahu suaminya tersebut seorang pekerja keras dan begitu mencintainya.


Bella sendiri seorang wanita karir. Dia bekerja pada sebuah perusahaan jasa yang cukup bonafide di Jakarta. Karena kesibukan masing-masing itulah mereka jarang bersama.


Redy sering bepergian ke luar kota bahkan keluar pulau untuk waktu yang lumayan lama, kadang seminggu bahkan sebulan. Bella hanya tinggal berdua dengan Bi Inah, pembantu rumahtangganya.


Pagi-pagi sekali Bella berangkat ke kantornya dan tak jarang baru pulang pukul 9 atau 10 malam. Tiap hari ia melewati jalan yang sama ketika menuju kantor dan pulang ke rumahnya. 


"Saya selalu merinding kalau lewat jalanan itu, Mas. Apalagi pas lihat pohon Beringin besar itu.” tuturnya pada Ustadz Banu setelah beberapa kali diruqyah. Ada kengerian mendalam tertangkap dari nada suaranya.


Jalur perlintasan Bella tersebut membelah sebuah TPU (Tempat Pemakaman Umum). Di pinggir jalan memang ada pohon Beringin yang cukup besar dan tua. Ternyata pohon itu berpenghuni. Setidaknya hal itu diketahui berdasarkan pengakuan jin yang merasuki Bella ketika diruqyah. Wallohu a'lam.


Singkat cerita jin dari marga Gandardiwa tersebut diam-diam mengamati Bella yang sering melintas. Lama-lama makhluk itu jatuh cinta padanya. 


Selanjutnya Genderuwo tersebut kemudian mengikuti Bella setiap saat. Dia mengetahi dengan detail segala hal mengenai Bella, termasuk kediamannya. Inilah yang sangat berbahaya karena Redy jarang di rumah.


Selain masih muda, Bella memiliki paras yang sangat cantik. Mirip seorang aktris yang sering nongol di televisi, Irish Bella. Pasti pada kenal, 'kan? Selain cantik, ia juga cerdas dan termasuk karyawan berprestasi di perusahaan tempatnya bekerja.


Tingginya kira-kira 170 cm dengan tubuh terawat, padat, dan berisi. Almost perfect! Jangankan Genderuwo, rekan kerjanya pun banyak yang klepek-klepek. 


Genderuwo jahat melihat sebuah kesempatan besar ketika menguping percakapan Bella dengan Redy melalui gawai pada suatu siang.


"Seriusan, Mas?” tanya Bella kegirangan sambil makan siang di sebuah restoran dekat kantornya.


"Iya, sayang. Ini lagi packing,” sahut suara di ujung sana.


“Aku senang banget, Mas. Cepat pulang, ya. Nanti aku kasih 'hidangan spesial,' deh. Hehehe ....” timpalnya sambil memamcarkan senyum merekah.


“Pasti, sayang! Besok pagi aku pulang. Uuhh ... udah nggak sabar nih, jadinya,” jawab Redy penuh semangat.


“Cup! Muaaah!” balas Bella genit sambil mengecup jarak jauh.


"Love you. Muaah!” pungkas Redy.


Sebagai pasangan yang masih terbilang pengantin baru tentulah momen semacam ini teramat indah membahana. 


Sementara Si Genderuwo menyeringai licik, "inilah saatnya!” 


*******


Malam harinya.


Tok! Tok! Tok!


Bi Inah berlari dan segera membukakan pintu depan.


"Eh, Tuan,” sapanya pada Redy yang sudah ada di depan pintu.


Redy hanya tersenyum datar tanpa menjawab.


"Masuk, Tuan. Sini saya bawakan tasnya,” 


"Iya, Bi. Mana istriku?”


"Ada di kamar, Tuan. Kata Non Bella, Tuan besok pagi pulangnya?”


“Jangan cerewet kau! Pergi sana!”


"I-ya, Tuan. Maaf, ” jawab wanita separuh baya itu sambil membawa tas majikannya dan masuk kamar.


Redy langsung naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Bella.


Dari dalam kamarnya, Bi Inah merasa ada yang ganjil dengan majikannya itu. Pertama, sikapnya yang kasar padahal Redy adalah pria yang ramah, lembut, dan sopan. Tak pernah sekalipun berkata kasar. Kedua, Redy selalu tersenyum, tapi kali ini raut wajahnya begitu menakutkan. Ketiga, tubuh majikannya itu mengeluarkan bau sangit seperti kabel yang terbakar padalah biasanya sangat harum. Keempat, postur tubuhnya tampak begitu kekar dan berotot seperti seorang binaragawan padahal Redy yang dikenalnya berperawakan biasa saja.


Malam itu Bi Inah tak bisa tidur.


*******

Di kamar Bella.


“Loh, Mas?” ucap Bella keheranan.


“Iya, sayang,” jawab Redy langsung memeluk dan mencumbui Bella.


Bella terhanyut dalam gelora panas meskipun di benaknya penuh pertanyaan. Akhirnya wanita cantik tersebut berhasil melepaskan pelukan Redy.


“Katanya besok pagi baru pulang. Kok, tiba-tiba sudah tiba?”


”Aku sudah tidak sabar ingin ketemu dan melepas rindu.”


"Mas nge-prank aku, ya? Ternyata mau ngasih surprise.”


 Tanpa buang waktu Redy kembali mencumbui Bella dengan rakus. Bella sendiri sangat menikmatinya sampai bersimbah peluh berkali-kali. Tak terhitung berapa kali ia mencapai "melayang” dibuatnya malam itu.


Bella baru sadar ketika melihat jam dinding.


"Hah! Jam 9?” 


 Cletek! 


Terdengar suara gagang pintu ditarik dari luar.  


"Mas Redy?”


“Assalamu'alaikum, Bidadariku,” sapa Redy dengan senyum menghiasi bibirnya.


“Mas?” jawab Bella sambil terbelalak.


"Loh, kok nggak jawab salamku?” tegur Redy.


“Wa-alaikumussalam, Mas,” balas Bella setengah tercekat.


"Kamu kenapa sayang? Kok kayak ngelihat setan, gitu?” 


“Eh ... anu ... emmm ...”


"Suami pulang bukannya disambut pelukan mesra, malah melotot begitu.”


Sontak Bella bangkit lalu sambil memeluk erat Redy. Air mair mata mengalir deras di pipinya, ia sesenggukan.


Redy membelai rambut Bella dan mengecup keningnya. 


Setelah reda tangisnya Bella kembali bertanya untuk meyakinkan dirinya, “Mas baru tiba?”


Redy mengangguk. Bella kembali terisak. Lama sekali mereka berpelukan. Redy mengira tangisan istrinya adalah ungkapan kebahagiaan karena sudah satu bulan lebih mereka terpisah karena bisnisnya. Sementara batin Bella terguncang hebat.


Bella melarang Bi Inah menceritakan kejadian semalam karena takut Redy murka. Selanjutnya kehidupan pasangan ini kembali normal meski Bella sendiri tak dapat melupakan “pengalaman” yang dirasainya. 


Seminggu sudah Redy di rumah. Tak ada kejadian aneh apa pun, semuanya normal. 


Lagi-lagi urusan bisnis memaksa Redy hengkang ke luar kota selama tiga hari. Bella melarangnya, tapi ia tetap berangkat. 


Bella sangat sedih, tapi apa hendak dikata, kepergian Redy tak dapat dicegah. Sore harinya dia mengajak Bi Inah pergi. Mereka sama-sama yakin bahwa ada “sesuatu” yang jahat sedang mengancam. Malam itu mereka menginap di rumah orangtuanya.


Bella setengah terlelap. Tiba-tiba ada sesosok bayangan tinggi besar mencumbui setiap jengkal tubuh sambil menindihnya. Ia tak kuasa menahan sosok perkasa tersebut. Tenaganya yang dahsyat mampu membuat Bella bergairah. 


Pergumulan baru selesai ketika  Subuh menyergap. 


“Cesss!”


Sosok misterius tersebut berubah menjadi asap ungu tebal dan perlahan keluar melalui celah kecil jendela kamar.


Awalnya Bella selalu ketakutan ketika makhluk itu hendak menodainya, tapi lambat laun ia menjadi ketagihan. Sosok Redy yang super sibuk membuatnya kesepian dan hal tersebut dimanfaatkan Sang Genderuwo untuk melampiaskan nafsu iblisnya tiap malam. 


Rasa cinta Bella kepada Redy mencapai titik nadir di tahun keempat pernikahan mereka. Bella tak lagi mau melayani suaminya lahir maupun batin.


Tanpa sepengetahuan Redy, perselingkuhan istrinya dengan Genderuwo laknat itu pun terus berlanjut. Tak peduli pagi, siang, sore ataupun malam. Bella benar-benar kesetanan. Baginya, Redy adalah lelaki “lemah,” hanya kekasih jahanamnya yang ia selalu rindukan.


Tanpa sepengetahuan Bella, Bi Inah menceritakan hal tersebut kepada Redy. Redy galau bukan kepalang. Atas saran salah seorang temannya, maka didatangkanlah Ustadz Banu untuk melepaskan Bella dari jeratan setan keparat tersebut.


Pada prosesi ruqyah pertama, Ustadz Banu cukup kewalahan menghadapi amukan Bella dan Sang Genderuwo, namun atas izin Allah perlawanan mereka berhasil dilumpuhkan. 


Pertemuan kedua, Sang Genderuwo kembali mengamuk dengan mengajak para genderuwo lainnya mengeroyok Ustadz Banu. Lagi-lagi mereka gagal total, bahkan tewas atas kehendak-Nya. Sesungguhnya kebatilan pasti akan musnah.


Kali ketiga adalah Muhasabah. Ustadz Banu membimbing pasangan muda tersebut untuk kembali mendekatkan diri kepada Sang Khalik dengan taubat nasuha. Mereka diajari bacaan-bacaan untuk membentengi diri, pasangan dan rumah dari segala macam gangguan (yang tampak maupun gaib).


Alhamdulillah, biduk rumahtangga Redy dan Bella terselamatkan. Sekarang mereka hidup bahagia dan saling menyayangi.