Roh Gentayangan
Ada Keluarga kecil yang hidup bahagia ditengah kota bertahun². Sepasang suami istri Johan(42) dan Santi(39) memiliki 3 orang anak, yakni Dino(19) dan anak kembarnya Dewa dan Dewi(12). Mereka merupakan sebuah keluarga yang sederhana tapi berpunya. Mereka tinggal di sebuah kampung yang biasa saja. Rumahnya terlihat mewah tapi tidak terlalu besar.
Johan adalah pria yang tidak terlalu tampan, tapi ia ramah sama siapapun, ia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan yang tidak terlalu besar.
Santi adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat cantik, seksi, bohay, dan sederhana. Sehari² ia hanya memakai daster untuk kegiatan dirumah. Umurnya sudah hampir kepala 4, tapi dilihat dari fisik ia masih seperti umur 25an. Bahkan saat Santi pergi ke acara arisan/kondangan, ia berhasil membuat segerombol anak muda terpelongo.
Anak pertamanya Dino masih duduk di bangku kelas 3 SMK/STM swasta yang ada dikota ini. Harusnya ia sudah tamat STM, tapi ia pernah 2x tidak naik kelas.
Dewa dan dewi baru saja masuk SMP tahun ini. Mereka lulus SD jalur virus.
Mengingat Santi yang cantik, seksi, dan bohay, tentu saja banyak laki² dewasa yang ingin jadi suaminya. Tak lain adalah Riko(29) pria tampan, pengangguran, dan tetangga yang rumahnya agak jauh dari Johan. Setiap hari Riko main kerumah Damar (teman riko) yang rumahnya saling berhadapan dengan rumah Santi. Riko adalah bapak anak 1, tapi ia menaruh hati pada Santi yang umurnya 10tahun lebih tua darinya.
Setiap hari, Johan berangkat kerja jam 8 tapi jam 12 pulang untuk makan siang.
Setelah makan siang, kesempatan riko untuk bertamu ke rumah Santi. Riko masuk ke rumah Santi 5 menit setelah Johan berangkat lagi kekantornya. Riko bertamu ke rumah Santi dengan alibi membeli es jus. *oh iya, selain ibu rumah tangga, ia juga jualan es dirumahnya untuk mengisi waktu luang saat ia dirumah sendiri.*
"beli es mbak" teriak riko dari luar rumah.
"yaa bentar" sahut Santi sambil mencuci piring.
"yaa" jawab singkat riko sambil masuk dan duduk diruang tamu.
"Tumben beli es ko? " tanya Santi sambil mengikat rambut yang membuat riko terpesona.
"iya mba, lagi panas" jawab riko
"iya panas banget hari ini, mbak aja cuma pake daster doang" sambil senyum² kecil Santi membuat es.
Riko pun terpelongo melihat dada Santi yang terlihat tak memakai bra.
"Ini mau dikasih susu engga?" tanya Santi sambil menuangkan esjus kedalam kap es.
Riko masih terlamun dengan satu titik.
"Riko!!" Santi sedikit berteriak yang membuat riko terbangun dari lamunannya .
"i-iya mbak?" tanya riko gugup.
"mau susu enggaaaa?" tanya Santi lagi.
"iya mbak dikit aja" jawab riko sambil senyum² dikit.
"ini esnya, 5000 yaa" kata Santi sambil memberikan es pesanan riko.
"iya mbak,"riko menerima esnya.
"numpang disini dulu nggapapa kan mbak? dirumah damar panas banget" tanya riko sambil meminum es.
"iya nggapapa," jawab Santi sambil mencuci blander yang baru saja dipake.
Selesai mencuci blander Santi menuju ruang tamu dan menemani riko, dan mereka ngobrol basabasi tidak penting.
Kemudian riko memberanikan diri menyatakan apa yang ia rasakan, yaitu suka sama Santi.
"riko, kamu sama saya umurnya beda jauh lohh, kamu harusnya suka sama yang lebih muda dari kamu" jawab Santi tanpa merasa risih sedikit pun. Aku rasa Santi juga suka sama riko, karna dia jauh lebih tampan dari suaminya.
"bukan masalah umur saja, kamu masih nganggur nanti aku makan apa?" ucap Santi lagi.
"aku besok udah mulai kerja di pt.***" ucap riko berbohong.
Tiba² Dino pulang lebih awal dan kaget melihat riko ada didalam rumahnya.
"lohh kak riko ada disini?" tanya Dino.
"iya beli es ini gerah banget" jawab riko yang fifty² boong dan jujur.
"oh, mah minta duit mau futsal" pinta Dino pada Santi.
"iya ini, cepat. Bau kaos kaki kamu" ucap Santi sambil memberikan uang ke Dino. Padahal tidak tercium bau kaos kaki sedikitpun. Mungkin biar anaknya cepat keluar dari rumah. Setelah Dino keluar mereka melanjutkan obrolannya.
"apa yang buat kamu suka sama embak?" tanya Santi berdiri.
"apa gara² mbak seksi gini? Itu cuma nafsu riko" jelas Santi sambil melihatkan bentuk tubuhnya.
Riko pun salah tingkah dan langsung pamit pulang begitu saja, mungkin dia malu. Ternyata riko tidak pulang, ia hanya di rumah damar dan melihat kembali Santi yang sangat cantik dan seksi.
Di sore lain hari. Johan pulang kerja dan langsung disambut ciuman oleh istrinya. Riko yang ada dirumah damar melihat kejadian itu. Dan riko semakin menjadi² birahinya. Setelah dewa dan dewi pamit bermain dengan Johan, lalu istrinya yang sudah rapih pun pamit pergi arisan mingguan. Johan dirumah sendirian. Pikiran riko pun menjadi semakin bejat. Ia berniat untuk membunuh Johan dan menikahi Santi. Tepat jam 5sore, sekitar rumah Johan terlihat sepi. Damar juga lagi keluar untuk beli cemilan. Riko masuk rumah Johan dan tak ada satu pun yang tau itu. Ia masuk membawa sebilah golok yang tajam, tapi ia sudah siap membawa sarung tangan agar tidak terdeteksi sidikjarinya. Tiba tiba "jlepppp" ia menusuk Johan ke bagian leher dan perut. Dan tiba-tiba *gubrahhh*
"oh ini hanya mimpi" ucap Johan.
Johan melihat jam dikamarnya menuju jam 7 malam. Kemudian Johan mendengar keramaian di luar kamar. ya benar saja rumahnya sudah dipenuhi tetangga sekitar.
Johan yang bangun tidur kaget melihat istri dan anak²nya menangis. tapi tak hanya itu. Johan juga melihat ada orang yang ditutupi kain putih didepan istri dan anak²nya. Ia sontak kaget dan mengecek satu per satu keluarganya. istrinya ada, dewa-dewi ada, dan Dino yang tidak ada. Ia langsung berfikir bahwa Dino meninggal dunia. Ia langsung mendekat ke jenazah itu, lalu ia bertanya sama istrinya,
"Dino kenapa mah? Dino kenapa? "
Istrinya hanya diam dan terus menangis. Lalu Johan berteriak sekencang²nya, "aaaaarrrggghhhhh anakku kenapaaaa " tidak ada yang menjawab pertanyaan Johan waktu itu. Tiba tiba, *gubrak* ada yang menabrak meja depan rumah sambil teriak "papaaaaahhh papaaahh" Dino datang berlari dari luar dan menangis sekencang²nya. Johan semakin bingung ketika Dino datang. Dalam pikirnya, "ini siapa yang meninggal". Dino yang baru saja datang langsung membuka kain penutup jenazah itu. Johan pun ikut melihatnya. Johan heran, "itu kok mirip denganku, tapi kenapa lehernya berdarah dan hampir putus?" ia terus bingung. Ia masih belum sadar kalo dia sudah meninggal. Sampai pagi hari ia masih tidak sadar. Bahkan malam harinya pun masih tidur disamping istrinya. Pagi hari nya mayat tersebut akan dimakamkan. Ia bertanya kepada istrinya "itu siapa yang meninggal". Istrinya masih saja tidak menggubrisnya. Dan sekarang Johan mulai emosi.
"aku yang menghidupimu, memberimu makan, bekerja buat kamu, kenapa kamu sama aku kek gini! Aku salah apa! Aku tanya tak dijawab! Salahku apaaaa!!" Johan berteriak marah² tapi tidak ada yang menggubrisnya lagi. Saat jenazah diangkat ke kuburan pun ia masih ikut. Sampe kuburan ia belum sadar kalo dirinya yang meninggal. Sampai pelayat pulang semua, disitu tinggal Santi, Dino, dewa dan dewi. Johan bertanya lagi sama mereka tapi tidak ada yang menjawab lagi. Mereka pun pulang. Tinggal Johan sendirian. Dia takut berada dikuburan sendirian, akhirnya dia memutuskan pulang kerumahnya.
Sesampainya dirumah ia masih dianggap tidak ada. Bahkan ia memanggil istrinya pun tidak dijawab oleh istrinya. Memanggil semuanya juga tidak ada yang merespon. Ia mulai berfikir "apa aku yang meninggal? Lalu aku meninggal kenapa?". Merasa tidak dianggap dirumah, ia kembali lagi ke kuburan. Seperti orang linglung ia bolak balik ke kuburan dan kerumah. Setiap siang dia ke kuburan, malamnya pulang kerumah. Begitu dilakukannya sehari². Sampai hari ke 7 Johan meninggal. Ia belom sadar kalo dia yang meninggal, tapi ia juga merasa aneh dengan dirinya sendiri. "kenapa aku berhari² tidak makan dan aku tidak lapar?".
Pas malam 7hari itu, rumah mengadakan acara membaca yasin bersama². Tak lupa teman² sekolah Dino pun juga sebagian ikut acara itu. Ada Salah satu teman Dino yang mempunyai kelebihan. Dia anak indigo panggil saja dia Digo. Dia sahabat Dino disekolah. Dino pun sudah tau kalo sahabatnya ini indigo. Sebelum acaranya dimulai, Digo bercerita kepada Dino. Bahwa Digo melihat ayahnya sedang duduk diatas televisi seperti orang bingung.
"apaa? Papah disini? " Dino berbisik.
" iyaa, sepertinya ruhnya belom sadar kalo dia sudah meninggal" terang Digo.
"nanti selesai acara kamu ajak ngobrol dia ya" pinta Dino ke Digo.
"sip" jawab singkat Digo.
Selesai acara, semua jamaah yasin dan teman² Dino pulang, kecuali pak ustad dan Digo. Yang tinggal disitu. Sepertinya pak ustad tau Dino dan Digo merencanakan apa. Kemudian pak ustad menyuruh Dino dan Digo duduk disampingnya. Ruh dari Johan pun ikut duduk melingkar didepan mereka. Santi, dewa dan dewi tidak ingin melihat apa yang mereka lakukan, jadi ia memilih masuk ke kamar. Tinggal mereka bertiga dan ruh Johan yang diruangan itu. "mas coba kamu bertanya dengannya" pak ustad menyuruh Digo bertanya kepada ruh Johan. Digo langsung bertanya sama Johan.
"om maaf ya om, om kenapa tadi duduk diatas tv?"
"om bingung, kenapa om ngga dianggep dirumah ini, padahal om sudah teriak kencang²"
"maaf ya om, seminggu yang lalu om Johan udah meninggal. Om dibunuh oleh seseorang yang sampai sekarang belum ketemu orang yang bunuh om." jelas Digo.
"Apa? Kamu pasti boong! Lalu kenapa kau bisa berbicara denganku? " tanya Johan.
"tidak semua bisa melihat om, lihatlah, anak om saja tidak bisa melihat om" ucap Digo sambil menunjuk ke arah Dino.
Yaa sekarang Johan baru percaya kalo dirinya sudah meninggal. Sekarang Johan meminta tolong kepada Digo untuk menemukan siapa pelaku yang membunuh Johan.
"Apa om ingat dimana om dibunuh?" tanya Digo.
"seminggu yang lalu, sepulang kerja, om tidur sendiri dirumah. Istri om pergi arisan, dewa dewi izin maen sama temen²nya, Dino belum pulang. Om hanya tidur lalu bermimpi di tusuk beberapa kali lehernya oleh tetangga om, sampai sekarang om lupa apa gatau namanya, yang jelas itu masih tetangga om. Lalu om terbangun dan sudah ada mayat dirumah. Om ajak ngomong semuanya tidak mendengarkan." terang Johan.
"Apa orang itu tadi ikut acara tahlil?" tanya pak ustad yang semakin kepo.
"tadi saya lihat dia duduk didepan rumah saya. Saya tak tahu nama² tetangga saya, yang saya ingat cuma nama keluarga saya".
"kenapa dari kemaren tidak berbicara kepada saya?" tanya ustad semakin jeli.
"yaa mungkin pak ustad tidak pernah ngeuh ada saya, karena 7 hari kemaren saya selalu mumpet² saat bertemu orang. Baru tadi saya duduk didepan umum dan cuma kalian berdua yang tau aku disitu. Kemaren² aku juga belom sadar kalo aku sudah meninggal ". Terang panjang Johan yang menangis.
"Dino apa kamu ingin melihat papahmu sekarang?" tanya ustad menawarkan Dino. Dan Dino menyanggupinya. Akhirnya Dino dibuka mata batinnya oleh ustad dan Dino perlahan² membuka matanya. Ia melihat ayahnya yang pucet banget dan kepalanya yang hampir putus itu. Dino yang tidak kuat langsung menutup matanya lagi. Ustad menutup kembali mata batinnya.
"besok saya akan bantu kalian menemukan pelakunya" ucap pak ustad kepada mereka bertiga.
Dan pagi harinya, Ruh Johan sudah ada digenteng rumah siDamar. Setaunya, orang yang ada dimimpi itu selalu ke rumah tersebut. Benar saja, tak lama kemudian Riko sang pembunuh itu datang ke rumah damar dan seperti biasanya melihat keseksian dari janda anak 3 itu. Johan yang sadar akan orang yang membunuhnya sesekali memunculkan diri dirumahnya. Saat riko memandang Santi sedang menyapu dirumahnya, ia melihat kepala Johan ikut tersapu bersama debu yang berserakan disapu Santi. Seketika riko kaget dan mengedipkan matanya berulang², lalu kepala Johan menghilang. Ya riko memang bukan pria penakut yang takut hantu, sebab ia belum pernah liat penampakan secara mata telanjang. Dipikiran riko kejadian tadi hanya halusinasi saja.
Riko kembali bertamu ke rumah Santi. Yaa Santi juga sedikit senang karena wajah riko yang semakin hari semakin tampan. Mereka seperti biasa berawal ngobrol basabasi tidak penting. Setelah beberapa menit riko menahan hawa nafsunya, akhirnya ia memberanikan diri mengajak Santi ke dalam kamar. Santi yang sudah seminggu tak dapat belaian pun langsung mau ketika riko mengajaknya ke kamar. Ruh Johan murka, ketika mereka hendak berhubungan badan Johan mengganggunya dengan cara menjatuhkan barang² yang ada dikamar itu. Antara lain ia menjatuhkan parfum, botol minum, bahkan benda sebesar kursi juga bisa ia gerakan. Tapi sayang mereka tak menggubrisnya. Dan saat riko hampir melakukan hubungan badan itu, dengan ilmu apa tak tahu Johan memberi pelajaran pada riko. Kemaluan riko tak dapat berereksi. Ya lemes begitu saja. Johan yang masih murka juga masih mengganggu mereka. Sesekali ia memperlihatkan wujudnya. Santi yang melihat ruh Johan yang kepalanya hampir putus dipojok kamar sontak kaget dan menjerit "aaaaarrrggghhhhh". Kebetulan pas saat itu juga Dino yang baru saja menjemput Digo tiba dirumah. Mereka kaget melihat Santi menjerit. Ia langsung menuju kamar Santi dan mengetuk kamarnya.
Santi dan riko bingung harus berbuat apa. Mereka langsung memakai pakaiannya masing². Santi yang masih kebingungan pun menyuruh riko masuk kedalam almarinya. Kemudian Santi membukakan pintu.
"kenapa teriak mah?" tanya Dino panik.
"tadi mamah liat papah yang kepalanya hampir putus" Santi terlihat panik.
"papahku ada disini go?" Dino berbisik ke telinga Digo.
"itu lagi duduk diatas almari" jawab Digo.
"Mungkin mamah hanya halusinasi saja" ucap Dino menenangkan Santi.
"Dino, papahmu seperti memberi tau sesuatu, ia menunjuk² ke dalam lemari itu" bisik Digo yang membuat Dino penasaran.
Kemudian Dino langsung menuju lemari itu. Santi yang panik mencegah Dino ke lemari itu.
"jangan Dino, lemari mamah berantakan" ucap Santi.
Dino pun tak menggubrisnya, ia membuka lemarinya. "kryiiieeeeeekkkkk" dan riko yang didalam langsung menunduk diam seribu bahasa.
"dia yang membunuhku!!" ucap Johan kepada Digo yang mendengarkan.
"Dia yang membunuh papahmu Dino!" Digo berteriak.
"Apa??!!! " ucap Dino dan Santi yang kaget.
Riko pun langsung lari keluar kamar, dan didepan kamar sudah ada pak ustad yang menghadangnya. Ia kabur menghindari pak ustad dan lari menuju rumah kosong di kampung itu. Tidak ada yang mengetahui dia dimana. Larinya sangat kencang. Pak ustad yang sudah sepuh pun tak bisa menghadangnya tadi. Didalam rumah kosong ia dihantui oleh ruh Johan yang daritadi mengikutinya.
"mengakulah bahwa kau yang membunuhku anak muda" bisikan yang terdengar oleh riko. Riko berlari meninggalkan rumah kosong itu. Tapi Johan masih menghantuinya. Setelah 2hari ia kabur dan dihantui ruh Johan. 2hari itu ia bersembunyi dirumah temannya dikampung sebelah. Tak ada satupun orang yang tau riko ada disitu. Ruh Johan yang terus menerus menampakkan diri kehadapan riko membuat ia menyerahkan diri pada warga kampung. Ia mengaku bahwa ia yang membunuh Johan. Santi mendengar berita itupun tak menyangka dan marah besar sama riko, padahal ia memang suka sama riko sejak dulu.